Axel berdiri tidak jauh di depan Lova yang kini sedang berjalan dengan sepasang adik kelas mereka dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana bahannya. Berniat menghadang gadis itu. Matanya tak pernah lepas menatap Lova yang sesekali tertawa. Axel tersenyum tipis.
"Kak?!"
"Eh?!" Lova terkesiap ketika tiba-tiba saja Sima memegang lengannya membuat jalan mereka seketika terhenti. Reflek menjauhkan cup es kopinya agar tidak tumpah mengenai kemeja putih seragamnya. "Pelan-pelan dong, Sima." peringat Lova halus.
"Lo gimana sih, Sim?! Yang woles dong, lo. Seragam Kak Lova hampir aja kena es kopi 'kan." sewot Ganendra.
Sima hanya terdiam. Tak bergeming. Tak juga menghiraukan peringatan Lova dan ucapan Ganendra. Ada yang lebih horor dari hantu yang muncul di siang bolong di depan sana. Sima menelan salivanya susah payah.
"Gak apa-apa, Kak?" tanya Ganendra sambil mengambil cup es dari tangan Lova.