Lova mengalihkan pandangannya pada Bima, lalu mengulas senyum tipis. "Aku gak capek kok, Bim. Jalan lagi, yuk. Biar cepet sampai kelas. Udah deket banget soalnya."
"Yaudah." Bima mengangguk. "Sini, deh. Biar gue aja yang bawa kursinya sampai kelas, Va." putus Bima kedua tangannya sudah akan terulur hendak mengambil alih kursi di tangan Lova, namun suara melengking Abdul menghentikannya lebih dulu.
"Astaga! My Vava!"
Baik Lova maupun Bima langsung berpaling ke arah asal suara Abdul. Sementara Abdul langsung berlari menghampiri Lova. Di tempatnya sendiri, Axel sedang geram sendiri. Apalagi ini!
"Njir, lah Bim! Lo jangan ngadi-ngadi, dong. Masa My Vava lo suruh angkat-angkat kursi begini, ngab!"
Bima langsung menoyor kepala Abdul. "Sembarangan!" protes Bima keras. "Lo jangan main semprot dong, Dul! Gue tadi udah larang, Lova-nya yang gak mau. Mana bisa gue paksa."
Lova terkekeh kecil. "Apa yang Bima bilang, bener kok, Abdul."
Abdul mengangguk sambil cengengesan.