Axel menatap kepergian Lova dengan nanar dan perasaan yang campur aduk. Entah apa nama rasa yang tepat untuk menggambarkan perasaannya saat ini. Axel tidak tahu.
Brugh!
Brugh!
Brugh!
Brugh!
Suara pintu mobil yang ditutup dengan keras secara bersahutan sebanyak empat kali itu berhasil mengalihkan perhatian Axel dari Lova yang sudah hilang di belokan tangga penghubung lantai satu ke lantai dua.
"Njing, lah Bos!" umpat Abdul keras sambil berjalan mendekati Malik yang sedang berdiri bersandar pada badan mobil sahabatnya itu sambil memutar-mutar kunci di telunjuk.
"Oi! Makin brutal ya, lo!" kekeh Malik sinis sambil menghentikan gerakan telunjuknya. Malik melipat kedua tangannya di depan dada.
Axel terdiam. Tak menjawab. Tidak juga bergeming dari tempatnya. Hanya menatap pada Malik dan Abdul dengan tatapan datar. Axel sedang tidak bernafsu untuk berkelahi. Atau sekedar adu mulut.