Lova merubah posisi kakinya yang berselonjor menjadi terlipat, duduk bersila sambil memperhatikan Bima yang kini sedang berlari kecil mengambil bola voli yang menggelinding keluar lapangan basket dengan wajah masam dengan kedua tangan memegang kakinya.
Lova melirik ke atas dimana kedua tangan Axel masih betah berada di atas kepalanya. Kedua kaki laki-laki itu sudah sedikit ditekuk. Lova perlahan berpaling ke depan ketika mendengar suara Pak Addar.
"Yang semangat dong, Bima. Malu sama cewek-cewek."
Lova terkekeh kecil ketika melihat Bima yang sedang berjalan mendekati Pak Addar mendengus kesal mencoba mengulur kesabaran yang dimiliki oleh ketua kelasnya itu membuat Axel langsung menunduk agar bisa melihat wajahnya.
"Biasa aja kali." Axel menutup mata Lova dengan kedua tangannya.
"I ... ih! Axe, awas ah ..." rengek Lova sambil berusaha menjauhkan kedua tangan Axel. "Lova nanti gak bisa lihat contoh yang Pak Addar kasih lihat, lho. Axe?!"
"Kondisikan mata sama hati lo."