Lova untuk kesekian kalinya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Menghembuskan nafas panjang, Lova berdiri dari posisi duduknya, berjalan ke arah jendela. Belum ada tanda-tanda kedatangan Axel, Malik, Abdul atau Lila.
Lova melipat tangan kanan di atas perut dan menumpukan siku tangan kanan di atasnya. Gelisah, tanpa sadar Lova berjalan mondar-mandir sambil menggigit ujung telunjuk tangan kanannya.
Lova menghela nafas lelah sambil melepaskan tangannya. Berjalan gontai kembali menuju sofa yang ada di UKS. Lalu duduk bersandar pada sandaran sofa panjang yang langsung menghadap ke arah pintu UKS. Matanya tak pernah lepas menatap pintu kayu bercat putih itu.
Cklek!
Lova langsung menegakkan punggungnya dan bergerak secepat kilat bangun dari duduknya. Berjalan mendekati pintu yang pelan-pelan semakin terbuka lebar. Lova langsung terdiam ketika melihat Axel dan Manggala.