"Jangan peluk aku. Aku keringetan. Bau. Awas." Lova berontak dalam pelukan Axel.
"Enggak." Axel menggeleng kecil. "Kamu wangi. Aku suka." Axel mencium bahu Lova sekilas, lalu semakin mengeratkan pelukannya pada gadis itu. Perasaan bersalah bersarang di hatinya. Seharusnya dia bisa menahan sedikit saja rasa kangennya, hanya sebentar. Hanya perlu meeting, lalu dia bisa menemui Lova.
Axel menjauh. Kedua tangan besarnya merangkum wajah Lova. Axel menatap gadis yang juga sedang menatapnya itu dalam-dalam. "Maaf, ya. Harusnya aku bisa minta Abyan yang ambil ke sekolahan."
Lova mengangguk setuju.
"Hm?"
"Emang harusnya kak Abyan aja yang ambil jadi gak telat gini. Kamu juga bisa pakai dokumennya." Wajah Lova langsung berubah menjadi cemberut dengan bibir mengerucut lucu membuat Axel terkekeh kecil.
"Kan, udah aku bilang aman. Meetingnya Abyan yang handle. Aku gak akan konsen juga karena mikirin kamu terus."