Axel keluar dari mobilnya sambil bersiul riang. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya sepanjang jalan menuju kelasnya. Wajah Axel berseri. Semalam adalah malam paling luar biasa dalam sejarah hidupnya selama 17 tahun.
Axel duduk di kursinya yang ada di bagian pojok kanan kelas sambil kepalanya celingak celinguk mencari keberadaan Lova. Sepertinya gadis itu belum datang. Axel bersandar pada sandaran kursi. Mengeluarkan ponsel dari saku celana bahannya. Axel bermain game dalam benda persegi itu.
Terlalu asyik bermain game, sampai-sampai membuat Axel lupa sedang menunggu kedatangan Lova. Axel tidak akan berhenti bermain game di ponselnya jika tidak mendengar suara teriakan dari arah luar kelasnya yang menyebutkan hasil ujian sudah dapat dilihat.