Axel sudah berjalan mondar mandir gelisah sendiri di dalam kamarnya sambil mengetuk-ngetukan pelan tangannya yang bebas, yang sedang menggenggam ponsel di kening selama beberapa menit. Menghela nafas berat, Axel berbalik dan berjalan menuju ranjangnya dengan gontai.
Axel mengambil duduk di tepi ranjangnya. Mengotak-atik ponselnya sebentar sebelum menempelkan benda pipih itu di telinga kanannya.
Tut … tut … tut …
"Angkat, dong. Angkat." gumam Axel lirih lebih kepada dirinya sendiri. "Please-please." Axel mengetuk-ngetukan ujung sepatunya di lantai. "Shit!" umpat Axel keras sambil menjauhkan ponsel dari telinganya dengan kasar. "Lo kemana sih, my Lov?!"
Axel sudah berusaha menghubungi Lova sampai beberapa kali. Memang terdengar nada tersambung, namun setelahnya malah suara operator yang menjawab panggilannya. Axel menghempaskan kasar punggungnya pada kasur empuk ranjang, membuat tubuhnya memantul beberapa kali.