"Ma-mami ... pergi ya, princess. Ma-mami ... sayang sama princess. Maafin, Mami."
Lova tak menjawab. Hanya semakin memalingkan wajahnya dari Jelita. Air matanya seperti tidak ada habisnya, terus saja mengalir.
Jelita menutup mulutnya dengan tangan kanan. Menatap Lova yang masih berpaling darinya sambil terus menghapus air mata di pipi dengan kasar. Jelita dengan gamang meninggalkan kamar hotel yang ditempati oleh putrinya itu dengan perasaan luar bisa bersalah.
Apa yang sudah dia perbuat? Seharusnya dia bisa lebih bersabar lagi dalam memberikan Lova pengertian. Ya Tuhan! Jelita memejamkan matanya sekilas, lalu menghapus air matanya yang tak berhenti mengalir. Berjalan gontai dengan satu tangan memegang keningnya, sedangkan tangan satunya lagi meremas baju di bagian dadanya kuat-kuat. Jelita menghela nafas berat.