Klek!
Lova menutup pintu di belakangnya. Berjalan menuju ranjangnya dengan senyum yang tak pernah hilang dari bibir pinknya. Besok Lova sudah bisa kembali ke sekolah setelah tadi, hampir sepanjang makan malam, terus-terusan membujuk Alex.
Lova duduk di tepi ranjang, lalu menjatuhkan punggungnya di atas kasur dan membiarkan kedua kakinya menggantung. Menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Pikirannya sedang menerawang jauh. Tentang hubungannya dengan Axel yang seperti roller coaster. Tentang Axel yang tidak juga memberikan keputusan. Apakah putus atau terus?
Lova memalingkan wajahnya ke arah ponselnya yang diletakkan di atas bantal. Bahkan dia sudah menahan dirinya untuk tidak sering-sering melihat ponselnya. Menunggu pop up notifikasi pesan, atau berharap benda pipih itu bergetar panjang dan nama pacarnya terpampang di layar.