Lova meniup poni tipisnya. Bosan! Lova duduk bersila di atas sofa yang ada di ruang tengah rumah Malik sambil menopang kedua pipinya dengan telapak tangan dan kedua sikunya ditumpukan di atas lutut.
Lova menggembungkan kedua pipinya sambil melirik malas ke arah Kevin yang sedang duduk di samping kanan dan Malik yang sedang duduk di samping kirinya secara bergantian. "Udah jadi belum sih, Abang? Malik? Lova pusing, lho." Lova menghela nafas lelah.
"Sebentar lagi, princess. Udah di ujung, ini."
"Abang bilangnya sebentar-sebentar terus. Tapi mana? Masih gak selesai-selesai juga, ih?!" protes Lova dengan wajah cemberut.
"Yang sabar dong, princess."
"Tul!"
"Tapi Lova pusing Malik, lho. Rambut Lova pedes banget. Parah." rajuk Lova dengan bibir manyunnya.
"Rambut adiknya diapain, itu?" tanya Bagus Sava, papi Malik.
"Lihat sendiri, sih."