Manggala melirik Lova yang sedang berjalan di sampingnya. Lova mendadak jadi pendiam. Wajah cantik gadis itu terlihat muram. Hanya menatap lurus-lurus jalanan koridor di depan. Keadaan itu membuatnya jadi tidak tenang. Manggala berdehem pelan.
"Lova?"
"Ya?!"
Manggala tersenyum kecil. "Kamu ngalamun? Kenapa kaget gitu?"
Lova tersenyum tipis sambil menggeleng pelan. "Gak ngalamun, kok."
"Ngomong-ngomong. Tumben banget tadi pacar kamu jinak, Va."
"Jinak?" Lova tertawa kecil. "Apa sih, Kak? Emangnya Axel apaan?"
"Ya, kan biasanya cowok kamu berubah jadi liar, setiap kali lihat Kakak ada disekitar kamu, Va."
"Kak ..." tegur Lova dengan suara pelan.
"Oke. I am sorry. I didn't mean to say that." kekeh Manggala.
Lova menggeleng, lalu menghela nafas pelan.
"Kenapa? Kamu lagi ada masalah sama dia? Atau apa?"
Lova terdiam. Tak langsung menjawab. "Udah punya target cewek baru dia sih, Kak." Lova langsung berpaling ke depan. Menghindar dari tatapan Manggala.