Seperti hari-hari sebelumnya, aku biasa pergi ke pemakaman untuk menjenguk Alif dan Abah bersama Hamzah, Ayssa dan Rizwan.
Kami sengaja datang ramai-ramai ke sana untuk memberi tahu sekaligus mengenalkan Rizwan pada mereka berdua.
Dia adalah keluarga baru kami dan aku yakin, Alif pasti menyukainya karena dia..., adalah pria baik yang tak pernah neko-neko dalam bersikap.
Aku biasa membeli lima kantong keresek bunga mawar dan bunga sedap malam. Ada sekelumat rasa bahagia tatkala melihat Ayssa begitu sumringahnya saat pria yang dicintainya kini beriringan jalan bersamanya.
"Alif, perkenalkan. Ini namanya Rizwan. Orang yang sangat Ayssa cintai. Aku yakin kamu pasti menyukai dia." setelah selesai berdoa dan membaca surat Yasin, aku mengusap batu nisan Alif dengan lembut. Sekelumat ada rasa sesak ketika menatap namanya yang terpampang jelas di atas kayu itu.
Muhammad Alif Al-Anshar.
