"Wah aku salut sih sama kamu, Rein." ujar Ayssa kemudian.
"Salutnya?"
"Iya. Karena kamu bisa juga buat Alif dekat sama kamu. Keren deh, kalau mungkin aku di posisimu saat itu, aku sudah nyerah duluan. Hahaha." Ayssa tertawa lepas.
"Benar. Kamu pintar juga ya."
"Tapi aku tak agresif ya. Perlu digaris bawahi. Karena aku ini apa adanya dalam bersikap dan tak melebih-lebihkan. Yaa awalnya sih tak sengaja buat dia seperti itu. Mungkin dia banyak berpikir juga dengan omongan-omongan pedasku."
Aku kembali terkekeh.
"Ya justru itu, banyak pria yang suka sama kamu termasuk kakak." Ayssa menyelanya lagi tatkala sudah tahu ceritanya tadi.
"Eh, kamu." aku menegur Ayssa karena melihat Hamzah yang hanya diam saja ketika meresponnya.
"Hahaha. Dia mengakuinya Rein." Ayssa berbisik padaku.
"Mengakui apa?"
"Ya mengakui kalau sebenarnya dia itu suka sama kamu."
Aku sedikit mencubit pahanya.
"A-aduh!"
"Kenapa Ayssa?" tanya Hamzah.
"Ah em...." Dia melihat ke arahku.
