"Rein, Alif meminta mu untuk menemuinya sekarang." Ayssa tiba-tiba datang dan mengatakan hal itu.
Aku segera mengikutinya.
Setelah sampai, kulihat Alif sudah duduk dengan bersandar pada bantal.
Semua selang yang ada di tubuhnya sudah dilepas.
Aku duduk di sampingnya tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun.
Terkadang, kami saling beradu tatap tapi setelah itu berpaling satu sama lain juga.
"Apa kamu sudah tidur?" Katanya membuka suara.
Aku mengangguk. "Tadi."
"Bagaimana, bunga edelweis nya apa kamu suka?"
"Suka. Terima kasih banyak. Aku sampai tak menyangka kamu bisa memberikanku edelweis."
Dia terkekeh sambil sesekali merintih.
"Ada apa?" Tanyaku. "Masih sakit?"
"Iya." Jawabnya, "entah kenapa perutku akhir-akhir ini selalu sakit."
"Apa sudah diperiksa?" lanjutku lagi.
"Sudah."
"Apa..., nanti pagi kita akan pulang?" aku terus memberondongi nya dengan banyak pertanyaan.
"Sepertinya tak jadi. Tadi ha-"
"Jangan katakan namanya!" Sahutku sambil menyela ucapan Alif.