Satu Minggu kemudian...
...
Setelah sekian lama aku melabuhkan hati pada seseorang, tapi pada kenyataannya semua yang diharap tak akan pernah terjadi. Kerena takdir yang melingkupi cerita aku dengannya tetap memutuskan bahwa kami memang tak tercipta untuk satu sama lain.
...
"Mbak, kepalanya angkat sedikit ya, maaf." ucap seorang perias wanita dengan lembut kepadaku.
Aku menurutinya tanpa mengatakan hal apa pun lagi.
"Rein, kamu harus tabah ya." Ayssa yang sedari tadi berada di sampingku terus saja mengelap air mata yang entah kenapa terus saja mengalir.
Sulit sekali dihentikan. Hati begitu sesak apalagi ketika melihat wajahku yang tak berdaya ini di depan cermin besar.
Sepertinya, perias ini merasa baru sekarang ia mendadani seorang pengantin yang seakan tak ada raut kebahagiaan dari dalam dirinya.
Sudah beberapa kali bedak di pipi dia olesi lagi, karena air mataku terus saja menetes tanpa henti.
Tok tok tok
Ayssa bergegas membukakan pintu.