Kurang lebih tiga puluh menit perjalanan, aku dan Hamzah telah sampai di gang menuju rumah akang.
Cuaca semakin mendung hingga kami memutuskan untuk segera pulang ke rumah.
Tapi, mendengar alasan itu akang seketika membantah.
"Aduh. Jangan cepat-cepat. Kita masuk dulu ke rumah akang." ujarnya.
"Tapi mau hujan, kang. Besok kami akan ke sini lagi, kok. Insya Allah." jawab Hamzah.
"Ah. Hujan kan cuma air. Lagipula masnya pakai mobil. Nanti kalau mau pulangnya masih hujan, saya ada payung kok di rumah. Tenang saja."
Hamzah melihat ke arahku.
"Bagaimana? Kita ke rumah dulu, ya?"
"Baik, kang. Ayo." seruku lalu turun dari mobil.
Hamzah mengikutiku dari belakang.
"Tapi maaf mas, mbak. Akang ini orang miskin. Rumahnya jelek dan sempit sekali. Maaf kalau misalkan dengan adanya itu, membuat mas dan mbaknya tak nyaman."