Chereads / ORDINARY SECRETARY / Chapter 11 - HARI H

Chapter 11 - HARI H

"Ibu ngarang ih!. Mana mau Hyun Bin Kw gandeng sekretaris cupu doyan nangis ini."

"Lho, Hyun Bin itu siapa??"

*astaghfirullah. emak gue butuh pencerahan drakor dikit. btw, penggemar sahrukhan tidak akan berganti aliran. that's right?*

------

Gerimis tipis menyerbu kamar Kita. Dia sedang menatap Bintang digelapnya malam, ditemani gitar kesayangan dan sepiring gorengan.

Mantap. Yang lain, masih sibuk berbenah dan menyiapkan semua peralatan untuk jam 9 besok pagi. Kita tetap mengurung diri. Ia berdalih sedang tak enak badan, padahal hanya alasan. Agar dia tidak semakin sakit melihat semua ini.

Sekeras apapun ia menangis, segigih apapun ia menolak takdir ini, pernikahan Sukma dan Bio tetap akan terjadi. Keduanya saling mengasihi, semua keluarganya pun sependapat. Terkecuali bagi gadis bermata coklat itu.

Akad nikah akan berlangsung kurang dari 8 jam. Persiapan hampir selesai. Beberapa keluarga besar mulai berdatangan. Ada yang dari Solo, Madura bahkan Prancis ( Prapatan Ciamis hehe).

Mereka sengaja datang lebih awal dan menginap di rumah Kita. Mereka membawa bingkisan dan makanan. Dan itu sangat menyenangkan.

Sudah pukul 23.00!

Besok jangan sampai bangun kesiangan. Yang ada Ibu tambah koar-koar kaya toa dangdutan.

Udah. Tidur.

(Lampu mati)

***************************

06.00 AM

"Aduh, perawannya Pak Andi cakep bangettt. Pake kebaya jadi tambah anggun."

"Tante bisa ajaaa. Tante juga cantik kok."

"Kita, kapan kamu nyusul Sukma? Ha.. kapan? kapan?! "

"Mmmmm... tunggu aja deh undangannya ya Tante. Doain aja yang terbaik buat Kita"

" Tapi udah ada calon kan?"

*Buset nih tante-tante kepo banget dah. harus jawab apaan coba? *

"Tante, bentar lagi pak penghulunya mau mulai. Duduk yuk Tante."

SELAMAT!!!!

Melihat pria yang berbulan-bulan menjadi partnernya - lembur bersama , makan siang bareng dan partner segala aktivitas di Kantor - mengucapkan akad untuk pertama kalinya untuk Sukma, kakaknya sendiri.

Menyakitkan?

Banget.

Tapi semakin kita menolak takdir akan semakin sakit.

Inget quote ini:

Apa yang ditakdirkan untukmu akan sampai padamu, sekalipun berada di bawah dua gunung.

Apa yang tidak ditakdirkan untukmu tidak akan sampai padamu, sekalipun ada diantara kedua bibirmu.

-Umar Bin Khattab

Masih banyak pria yang lebih baik yang mungkin masih tertulis di lauh Mahfudz.

---------

Akad nikah terucap jelas dari mulut Bio. Semua hadirin berbahagia. Ibu dan Bapak mempelai wanita ikut terharu. Terbawa suasana. Hari ini  putri sulungnya resmi dipersunting oleh pria dambaannya.

"Lo nangis karena sedih Bio ngga jadian sama lo atau emang lo terharu ka Sukma udah nikah ?"

"Mulut lo pedes."

"Gue rasa ini karma deh Ta"

Kita menarik tangan Sarah

- sahabatnya dari SMP yang masih akrab dan bersahabat sampai sekarang- . Ia takut ada yang mendengar percakapan duo cerewet itu. Kita dan Sarah duduk di bangku belakang.

"Sakit ih. Tenaga Lo bener-bener kek cowo ya. Megang aja kaya diremes. Dikira gue mie gemez apa!."

"Maksud lo apa ? bilang gue kena karma?!!"

" Calm down baby. Gue jelasin : dari mulai SMP, berapa cowo yang lo PHP in?  berapa cowo yang udah lo sakiti sampe nangis? berapa ?!"

"Gini ya, gue ngga pernah PHP in siapapun. Mereka cowok-cowok yang berusaha ngedeketin gue, ya gue anggep temen aja la. Orang gue ngga suka. Orang bukan tipe gue. Lagian ya, mereka itu yang baper duluan tanpa gue buat baper tau. Emang ya resiko orang famous emang gini."

Sombong amat.

Iri bilang bos.

Fyi, cowok-cowok yang pernah naksir ke Kita waktu SMP, sebagian dari mereka belum bisa move on. Sebagian lagi udah punya pasangan masing-masing. Kalau dihitung pakai jari tangan masih kurang. Terlampaui banyak cowok yang suka ke Kita sampai tersebar di seluruh Nusantara. Haha.

**********************

Setelah serangkaian acara akad nikah selesai, tibalah saat untuk berfoto ria.

Kedua keluarga besar bergantian berpose dengan pengantin baru. Kita tak mau ketinggalan, ia berselfie ria bersama kakaknya. Riasan dan dekorasi pernikahan nuansa Jawa begitu melekat. Sukma terlihat sangat cantik ditambah sorot matanya yang sangat bahagia.

Ciss..( senyum biasa)

Ciss..( monyongin bibir)

Ciss..( muka jelek)

Eh, bentar. Satu lagi biar bisa dijadiin tata letak di Instagram°=°.

Ciss...lagi..( nopang dagu)

"Kamu ngga foto sama Kaka Ipar ?"

"Monmaap. Kameranya menolak buat diisi sama muka kak ipar"

Sontak hadirin yang mendengar pernyataan Kita tadi, tertawa.

Tak terasa, Sukma yang sedari dulu hidup seatap dengan Kita akan segera meninggalkan rumah kediamannya. 23 tahun bersama, menciptakan kenangan indah walaupun kadang seperti Tom & Jerry dalam bertingkah.

Deket berantem

Jauh kangen

-Kita

Ada yang merasa seperti itu juga kalau dengan saudaranya?

Sepatah katapun tak keluar dari mulut Kita. Dia memang bahagia kakaknya sudah menemukan teman hidupnya. Tapi Kita juga sedih bila berpisah dengan musuh satu-satunya itu.

"Kan kamu bisa sering-sering main ke rumah Kakakmu. Jaman sudah canggih sayang, bisa telepon atau video call."

"Tapi, itu berbeda ibu....."

"Dengarkan ibu nak...

Setiap orang yang mengenal kita atau kita kenal, mereka akan meninggalkan kita.

Cepat ataupun lambat. Entah itu teman, sahabat, rekan kerja, bahkan orang tua.

Bisa jadi karena kematian, ataupun hal yang lain. Karena yang abadi hanya Allah SWT.

Maka libatkan Dia dalam setiap langkahmu."

Air mata Kita menetes tambah deras. Membasahi pipi merahnya. Kerudung Ibunya pun jadi korban tetesan air mata.

"Bu... make up Kita luntur ya?"

"Engga kok. "

"Beneran?? Masih cantik ngga?"

"Iyaa. Kamu selalu cantik. Kalau mukamu selalu dibasuh dengan air wudhu"

Pelukan erat Kita akan menjadi hal yang menenangkan untuk Ibu. Ibu yang berharap Kita berpikir dewasa seiring pertambahan usianya. Ibu yang akan selalu membimbing Kita dalam proses pendewasaannya. Ibu yang menyayangi Kita melebihi menyayangi dirinya sendiri. Karena itulah ibu.