Setelah makan malam, Javier menawarkan untuk mengatar pulang Adrianna. "Kau ingin kuantarkan pulang?" Tanyanya. Sempat mempertimbangkan, tapi dengan kondisinya saat ini, tetap tinggal di perkemahan hanya akan membuat orang-orang disekitarnya menjari repot. Dalam hati Adrianna dia masih sangat ingin menikmati moment bersama dengan Javier dibawah gelapnya langit malam itu yang dipenuhi dengan bintang-bintang. Syukurlah malam itu udara tidak begitu dingin dan langit tidak mendung.
"Ini sudah sangat larut." Adrianna mempertimbangkan perjalanan pulang mereka yang masih harus memakan waktu dua jam.
Jav meraih tangan Adrianna, "Aku takut lukamu akan mengalami infeksi. Setidaknya kita bisa mampir ke rumahsakit sebelum pulang ke rumah." Ujar Javier. Setelah dibiarkan selama dua jam, lutut Adrianna membengkak hingga kakinya tidak bisa ditekuk dan kulit di sekitar lukanya berubah membiru.