Sementara itu di ruang kerjanya Robert duduk terdiam di meja kerjanya. Ella yang melintas sempat melihat ke dalam dari celah pintu yang setengah terbuka dan dilihatnya wajah Robert berbalut kesedihan yang mendalam. Meski tak ada air mata sejak Robert keluar dari rumahsakit dan selama proses pemakaman. Hanya saja saat dia memberikan pidato terakhirnya untuk sang ayah, Robert berkaca-kaca mengenang semua kebaikan ayahnya itu.
Mendadak dari arah belakangnya sang Ratu masuk ke ruangan itu. Ella segera menyingkir tapi dia kembali lagi untuk mendengar apa yang di percakapkan di dalam ruangan itu.
"Kita tidak bisa terlalu lama berduka, rakyat butuh sosok pemimpin yang kuat." Queen membuka suara.
"Kita masih berduka mom. Bisakah kita tidak membicarakan ini sekarang?" Tolak Robert.
"Kita akan segera mengumumkan bahwa kau naik tahta tak lebih dari sebulan dari sekarang." Ujar sang Ratu.
"Mom . . . bisakah kita berduka untuk daddy lebih dulu, persetan dengan tahta." Robert terlihat marah.