Di sebuah negeri bernama Davya, negeri itu di kuasai oleh seorang Raja bernama Frederick dengan kedua putrinya bernama Attella dan Erlena yang berbeda tiga tahun.
Mereka terlahir cantik tanpa ada cacat sedikit pun, Attella atau yang sering dipanggil Ella memiliki rambut indah berwarna pirang dengan mata birunya, seperti sang ayah, kulitnya putih bagai salju terlihat begitu indah.
Berbeda dengan sang adik Erlena atau yang sering dipanggil Lena memiliki rambut hitam berkilau dengan mata biru tuanya, dan kulit putihnya yang terturun oleh sang ibu Amellia.
Saat ini sudah tiba saatnya untuk sang kaka Ella melakukan pertunangan untuk memperkuat posisi kerajaan dan disisi lain Ella sudah cukup umur untuk melakukan pertunangan.
Attella memiliki kepribadian nan anggung dan cerdas yang digadang gadang akan menggantikan kedudukan sang Raja, berbeda dengan sang adik Erlena memiliki fisik yang lemah membuatnya selalu terkurung dalam sangkar emasnya. Kegiatannya sehari hari hanyalah merawat tanaman dan bunga bunga di rumah kacanya, yang dibuat khusus untuk Erlena menghabiskan waktunya. Terbuat dari dinding kaca dan memiliki bentuk atap bak sebuah sangkar. Selama ini Erlena bahkan tidak pernah keluar istana.
Tempat itu dihias secantik mungkin untuk membuat Erlena merasa senang berada disana. Namun begitu, tidak ada yang mengerti bagaimana perasaan Erlena sesungguhnya.
Erlena sebenarnya ingin melihat bagaimana dunia luar seperti sang kakak yang bisa bepergian ke mana saja. Lena juga ingin bepergian tidak seperti saat ini menghabiskan waktu mengurus tanamannya, bukan berarti Erlena membenci hal itu hanya saja dirinya sudah bosan akan semua ini.
"Menyebalkan, aku juga ingin keluar dari sini. Melihat dunia luar yang tak pernah ku tahu" keluh Erlena sembari tangannya merawat sebuah bunga yang kini baru saja mulai tumbuh.
Setelah selesai melakukan kegiatannya Erlena bergegas pergi meninggalkan rumah kaca nya, namun tidak jauh dari situ dirinya melihat seorang pria yang kini tengah asik berjalan di lorong, terlihat parasnya yang tampan serta rambut pirang nya bertiup membuat pria itu semakin menawan. Tanpa sadar langkah kaki nya berjalan menghampiri sang pria yang kini tampak terkejut melihat kehadiran Erlena.
"Maaf sepertinya saya telah masuk ke tempat yang tidak seharusnya ?" ucap pria itu tampak merasa bersalah atas sikap lancangnya.
"Oh tidak, itu tidak benar semua tempat di istana boleh untuk dilewati siapa saja, sebelumnya apa boleh saya tahu siapakah gerangan nama tuan" balas Lena dengan sopan, berharap pria di hadapannya berhenti merasa takut.
Erlena memang anak sang Raja namun bukan berarti Erlena harus diperlakukan sama seperti Raja, karena dirinya sadar bahwa hadirnya disini pun hanya sebagai pelengkap keluarga, miris namun itulah nyatanya. Ditambah keadaannya yang lemah membuatnya seakan di kurung menjauh dari anggota kerajaan.
"Sebelumnya maaf atas kelancangan saya, perkenalkan saya Louis Wigburg, seorang pangeran dari kerajaan Gottahrd sekaligus tunangan putri Attella Delania Frederick. Tujuan saya kesini untung bertemu putri Attela, apakah anda putri Attella itu" jelas Louis pada wanita di hadapannya, terlihat raut wajah terkejut dari sang wanita yang kini mulai melangkah kan kakinya mundur menjauhi Louis.
Maaf sepertinya tuan Louis salah orang, saya Erlena Lethicia putri kedua Raja Frederick sekaligus adik dari putri Attella. Maaf saya akan undur diri silahkan menikmati kunjungannya" jelas Lena yang kini mulai menghindari pangeran di hadapannya sembari menyembunyikan dirinya dibalik dinding.
Erlena merasa dirinya sudah lancang berbicara dengan pasangan sang kakak dan bahkan hampir jatuh cinta sungguh buruk sekali dirinya.
Itulah yang dipikirkan olehnya. Kini matanya tidak lepas dari Louis diam-diam melihat dari jauh walau tahu itu salah tapi ini pertama kalinya bagi Lena berbicara dengan pria lain selain ayahnya dan pengawal.
Kembali Louis melanjutkan jalannya menyusuri setiap lorong istana mencari tempat pertemuannya dengan sang putri tunangannya, namun dia teringat saat tidak sengaja bertemu dengan putri kedua yang banyak tidak ketahui orang, sungguh cantik dan begitu menawan masih membekas diingatannya rambut hitam berkilau dan mata biru tuanya yang sulit untuk dilupakan, entah kenapa putri itu seperti berbeda dari kebanyakan putri diluar sana, begitu misterius dan menarik perhatian.
"Apa yang aku lakukan sadarlah Louis dia akan jadi adik mu sebentar lagi" ucap nya meyakinkan dirinya agar tidak salah melangkah, hal itu tidak boleh dia lakukan.
Tanpa mereka sadari pertemuan itu begitu membekas dimana mereka saling tertarik satu sama lain, sebuah percikan rasa yang akan tumbuh saat pertemuan pertemuan mereka ke depannya, membuat rasa itu berubah jadi cinta hal yang tidak seharusnya terjadi.
"Louis, kau sudah sampai ?" tegur seorang wanita yang mengejutkan Louis dari lamunan nya.
"Attella, maaf begitu terlambat sepertinya aku hampir saja tersesat" jawab Louis yang berusaha memfokuskan dirinya kembali.
"Astaga maaf Louis harusnya kami memberimu pengawal".
"Tidak apa Attella, sebenarnya aku yang tidak ingin dikawal, karena ingin menikmati istana".
"Bagaiman kalo kita berkeliling aku akan memandumu, sembari berbincang ?".
"Itu ide yang bagus kalo begitu putri Attella mohon bantuannya".
"Tidak usah seformal itu pangeran Louis panggil saja aku Ella" tawar Attela sambil menahan tawa kecilnya, sepertinya Attella tertarik dengan pria dihadapannya ini.
"Baiklah Ella, kau juga bisa memanggil ku Louis" balas Louis dengan senyum nya yang menawan.
Saat ini Attela pun menuntun Louis mengelilingi istananya terlihat senyum indah yang merekah di bibirnya Attella sangat senang dengan apa yang dilakukannya.
"Apakah kau sudah melihat taman di rumah kaca Louis" tanya Attella yang kini masih asik memandu Louis.
"Belum, ada apa disana" tanya Louis penasaran.
"Itu sebuah taman yang diberikan untuk adik ku Erlena, dialah yang merawat taman itu. Apa kau mau ke sana" tawar Attella pada Louis, Ella ingin meperlihat kan segala sudut padang istana pada Louis untuk menghabiskan waktunya bersama.
"Apakah tidak apa bila aku melihatnya" jawab Louis ambigu namun tidak disadari oleh Ella.
Sebenarnya Louis ingin menyampaikan apakah tidak apa untuknya melihat Erlena, namun hal itu di urungkan dalam hati.
Louis sudah berjanji pada sang Ayah akan melakukan apa saja yang diperintahkan salah satunya menikahi putri Attella, walau saat ini hatinya bimbang, rasanya hatinya terus bertanya tanya tentang sosok wanita yang sudah merebut hatinya.
Asik dengan pemikirannya tanpa sadar sekarang disinilah Louis berdiri disebuah taman yang terlihat indah, banyak tanaman bunga yang mehiasi dan beberapa tanaman rempah-rempah yang bau nya menyeruak menyapa hidung Louis. Bahkan ada beberapa pohon apel yang tumbuh cantik.
"Erlena, kamu dimana ?" tanya sang kakak pada adik nya yang saat ini entah kemana gerangan dirinya berada.
"Sepertinya dia tidak ada disini" balas Louis melihat tidak ada tanda-tanda kehadiran orang yang tengah dicari.
"Tumben sekali, biasanya dia selalu menghabiskan waktunya disini, pelayan apa kau melihat putri Erlena ?" ucap Attella bingung karena sang adik yang menghilang entah kemana.
"Maaf nona sepertinya putri Erlena sedang berada dikamarnya" jawab sang pelayan yang tidak sengaja berpapasan dengan putri Elena saat menuju kemari.
"Heum sayang sekali, maaf Louis aku tidak dapat mengenalkan mu dengan adik ku, kalo begitu bagaimana kalo kita ke aula. Mungkin Ayah sudah menunggu disana ?" jelas Ella dengan wajah sedihnya berharap Louis bisa lebih lama berada di istana.
"Tidak apa, sebaiknya kita bergegas ke aula" balas Louis berusaha menutupi kekecewaan nya karena tidak dapat melihat putri Erlena.
Waktu terus berjalan tak terasa langit kini mulai gelap terlihat matahari tengah selesai melakukan tugasnya, saat ini Louis sedang berada di aula menghadap sang Raja yang juga akan menjadi ayahnya tidak lama lagi.
Tak terasa tiba saat nya untuk Louis pulang ke kerajaannya. Terlihat putri Attella yang tidak rela akan kepulangan Louis.
Sedangkan Louis masih mencoba mencari keberadaan seseorang yang tidak dapat ditemuinya hari ini.
Louis pun bersiap pergi kembali ke istananya dengan kereta kuda yang membawa dirinya pulang. Terlihat Louis nampak memikirkan sesuatu, sepertinya Louis sangat terganggu akan pertemuan tidak di sengaja itu yang membuat pikirannya selalu teringat pada sang putri Erlena.
āāā