"Sejak kamu, Bara, dan Om Adam muncul dari arah dapur," jelasku mendekat ke arah mereka.
"Berarti, kamu mendengar semua pembicaraan kami?" tanya Brayen dan aku mengangguk.
"Jadi, bagaimana apa kami bisa pergi?" tanya Maria kepada Bara yang tatapannya yang tak lepas menatap aku.
"Tentu. Dengan ditemani Christian!" serunya mengambil ponselnya dari sakunya dan menelpon Christian. Aku menatapnya kesal.
"Sekali saja. Apa itu terlalu sulit Bara?" tatapku marah.
"Aku belum bisa, Pita. Aku tahu, kamu pasti marah dan kecewa kepadaku. Tapi, aku tidak bisa mengambil risiko besar. Maaf!"
Dia benar-benar egois. Aku tidak perlu ragu lagi.
"Aku sangat berharap besar. Kamu mendengar kata Daddy dan Mommy-mu. Kamu malah membuat aku semakin ragu padamu, Bara."
"Pita! Aku ...,"
"Tante, Berlian, apa kita bisa pergi sekarang?" potongku tidak ingin mendengar perkataan Bara.