Lalu, Bara membuka kulkas. Menampakkan beberapa makanan yang menggugah selera. Perutku pun langsung berbunyi melihat makanan itu.
"Kamu pasti sangat lapar, ya!" serunya tertawa menatapku. Aku menunduk malu sembari memegang perutku.
"Tidak usah, malu. Wajar kita lapar," ucapnya mengangkat wajahku. Aku segera menepis tangannya dari daguku.
"Kasar sekali."
Apa! Kamu yang kasar. Masih sempat-sempatnya mencari kesempatan dikondisi perutku yang lapar. Bukannya, membiarkanku untuk mengambil makanan.
"Aku saja," ucapnya ketika aku ingin mengambil makanan dari kulkas. Aku menatapnya bingung. "Biar aku saja yang mengambilnya untukmu," ucapnya mengambil cake dari kulkas.