Chereads / Petualangan Diakhir Dunia [On Going] / Chapter 10 - Capter 9 • Menghadapi korban

Chapter 10 - Capter 9 • Menghadapi korban

Ketika Riyu memimpin Chika untuk pergi kepusat kota,Chika tak hanya menunjukan perubahan pada kesadaran dalam dirinya saja. Ia juga menujukkan penguatan pada nalurinya juga.

Saat chika menghadapi para zombi tingkat redah. Sikapnya seperti sedang menghadapi sekawanan semut saja,memubunuhnya juga lebih bersih dari biasanya.

Dan matanya seperti sedang menginjak-injak serangga rendahan. Dan kecepatannya menjadi lebih cepat,jika Chika dulunya adalah chetah sekarang ia nampak seperti chetah humanoid.

meskipun evolusi virus terlihat seperti manusia biasa,tapi sikapnya lebih seperti monster sesungguhnya. Selama monster yang Chika hadapi zombie normal,ia hanya menganggap mereka hanyalah seonggok sampah.

Riyu tak bisa membantu Chika dengan bertarung tetapi Riyu lebih kearah berfikir...

bagaimana ia harus mengendalikan Chika,ketika ia menemui manusia

selama chika masih dibawah kendali Riyu,ia masih dapat mengendalikan tingkah laku chika....

Riyu mengendarai Sepedanya dengan santai sambil membonceng Chika,jika tidak ada para zombie mungkin mereka berdua adalah pasangan yang serasi yang sedang bermesraan sambil bercanda ria.

Setelah Riyu dan kekasihnya sampai didepan gerbang pusat kota,ia menyadari ada hal yang aneh.

Tepat dihadapan Riyu ada dua orang yang masih hidup dan sekarang mereka sedang di kepung para zombie.

Dua orang selamat itu yang satu cewe dan yang satunya cowo. Umur Riyu dengan mereka mungkin tak terpaut jauh....

dilihat dari situasinya sekarang dua orang itu membawa ransel pasti mereka sedang menjelajang mencari makan dan nasip sial menimpa mereka,dua orang itu kini sedang bertarung didepan supermarket.

sebagai penutupnya mereka sekarang dalam kondisi dimana mereka tak mampu lagi menahan serangan para zombie yang ganas.

Setiap zombie menyerang mereka dengan kekuatan yang kuat,pintu supermarket segera akan hancur berkeping-keping. Keduanya tak pantang menyerah mereka memblokade pintu dengan benda apapun yang dapat menahan pintu.

Awalnya Riyu melihat dari kejauhan dan tak ingin membahayakan dirinya tetapi setelah dilihat-lihat ia tertarik dengan gadis itu.

Gadis itu memegang pisau panjang (Katana),dan ia selalu tersenyum. Setiap ada serangan ia mampu menghindar dan menyerang balik dengan tebasan yang tiba-tiba ia mampu membunuh banyak zombie,kecepatan gadis itu kira-kira setara dengan kecepatan Chika yang sekarang.

Jika Riyu tak melihat dengan mata kepalanya sendiri ia tak percaya bahwa ada gadis yang luar biasa itu yang ada dikumpulan manusia biasa...

"Agghh aku harus mendaptkan gadis itu..."

hohoho mode keserakahan akan perempuan dalam diri Riyu mulai bangkit

"agheheh aku harus mendaptkannya hehehe Chika tak akan keberatan kalau ia mempunya seorang teman"

Kuncinya adlah senyuman,biasanya gadis-gadis dalam situasi ini mereka takut akan mati,ata setidaknya mereka menjadi pucat dan gemetar. Tapi dari ekspresinya ia sedang menikmati jalannya pertempuran.

Bahkan ia kuat ia tak akan mungkin mampu bertahan lama. Riyu dapat melihat jika kau mengeluarkam serangan kejut instan tidak hanya tubuh mu saja yang kelelahan tetapi pikiranmu juga ikut kelelahan.

karna serangan kejut memerlukan konsentrasi yang tinggi agar mengenai targeda dan memiliki dampak yang

kuat.

Tetapi dalam situasi itu ia masih tetap tenang....

Riyu bergeritik dalam hatinya

"Apa gadis ini memiliki kemampuan seperti saya juga?....."

Begitu kata-kata yang ia pikirkan... Riyu jadi sangat bersemangat untuk membantu gadis itu..

tatapi ketika ia melihat Chika yang berada dibelakang nya ia memutuskan lebih baik untuk mengurus-urusannya sendiri,tak masalah itu orang biasa yang bersemangat

jika saja gadis itu memiliki kemampuan mungkin saja ia menyadari identitas asli Chika,maka ia akan dalam kesulitan.

Tetapi ketika Riyu berniat untuk pergi...

ia mendengar tangisan dari arah supermarket

"Bro tolong kamii"

Mendengar suata teriakan "bro" membuat kepala Riyu sakit.

Selain suara "Bro" membuat Riyu sangat kesal,akibat dari ledakan suara dari salah satu diri mereka membuat para zombie lebih beringas dari sebelumnya.

setelah suara teriakan tadi...para zombie yang awalnya sedikit menjadi lebih banyak mereka berdatangan dari gang-gang dan toko disebelah supermarket.

"apa yang dia pikirkan.... dasar tolol....lu mau ngetroll atau apa sihh ahhhh"

Riyu mengutuk orang itu dalam hatinya

karna Riyu curiga pada kemampuan gadis itu,ia memilih itu menyerang dipaling depan dan chika berada dibelakannya agar tidak dicurigai.

Tapi untuk menyerang Sepuluh zombie itu adalah hal pertama kali yang di lakukan Riyu..

hanya mengandalkan kemampuan dan kekuatan fisiknya.

untungnya Riyu mempunyai kemampuan pengendali zombie. Ia mengontrol serangan para zombie dan mempermudah dalam membunuh para zombie.

sekarang ada tiga zombie yang menyerang dan ia ingin berexperimen untuk mengendalikan 3 zombie sekaligus.

"apakah aku bisa melakukannya...emm aku harus mencobanya.."

mengontrol tiga zombie adalah tantangan baru bagi Riyu,iatak memiliki waktu panjang untuk berfikir karna situasinya sedang tak menguntungkan..

Riyu hanya melayangkan idenya didalam pikirannya dan kemudian melatihnya..

Satu gerakan kedepan membunuh satu zombie...

pada saat yang sama ia mengendalikan dua zombie lainnya dan membunuhnya....

pengendalian pikiran milik Riyu hanya mengendalikan pola serangan para zombe lalu mengakhirnya dengan singkat....

Riyu bergegas kekerumunan zombie dan mengahiri hidup mereka dengan singkat....puluhan zombie tumbang dihadapan Riyu.

sekarang Riyu seperti pembunuh berdarah dingin....mayat berserakan dibawah kakinya bajunya berlumuran darah....kedua orang yang didalam supermarket terpana karna Riyu..

"ohh Yuu...apakah kau lihat itu...apakah yang dilakukan pria itu sangat kejam.."

ucap bocah lelaki itu

bocah itu berteriak karna meliha zombie melalui celah meja dan memegang tangannya.

"pofff"

lengan zombie tadi putus ditebas oleh yuu dan jatuh kelantai,membuat bocah itu ketakutan.

Yuu menatap dengan dingin menusuk perut zombie lalu memaksanya untuk keluar.

"kita sudah diselamatkan...ayo kita keluar"

meskipun Yuu bersikap acuh tak acuh,tetapi bicah itu kelihatan bersemangat karna telah ditolong.

Terlepas dari itu Riyu yang sudah menyelamatkan mereka,bicah itu meloncat dari meja dan Yuu mengikuti dibelakangnya sambil mengerutkan keningnya.

dari jau Riyu melihat kedua orang itu keluar....

daripada melihat mereka kesusahan Riyu memutuskan membantu mereka.....

Bersambung....

Note - Apabila ada kesalahan kata atau pun tanda baca mohon dimaklumi

Typo dimana-mana

Maaf baru up kemaren mimin sakit jadinya telat up.... maaf yah