Chereads / Sang Pengacara "TRIAD" / Chapter 29 - "Seek & Destroy"

Chapter 29 - "Seek & Destroy"

Denah Lauw Hotel menunjukkan jumlah basemen ada lima. Dilantai paling bawah terdapat sebuah kantor seluas 300 m2 yang diperuntukkan bagi security gedung untuk beristirahat. Kemungkinan Alex disekap disitu karena terdapat banyak ruangan kosong.

Ang Bun sudah menempatkan timnya disekitar hotel. Namun mereka tidak bisa bergerak kalau belum memiliki bukti pelanggaran. Hal ini sangat dilarang oleh United Triads sebagai organisasi induk yang mengawasi mereka. Namun saat tim Ardjan memiliki bukti maka saat itu pun mereka bisa bergerak membantu penyelamatan Alex.

Ardjan pun membentuk tim untuk melakukan evakuasi. Tim pertama adalah Ardjan bersama Dukagjin. Mereka akan melakukan sweeping untuk memetakan kondisi basemen. Sementara tim kedua beranggotakan Enver dan Bogdan. Mereka diwajibkan untuk memastikan keamanan di sekitar lokasi dan menentukan arah serta tempat untuk evakuasi. Transportasi juga kewajiban mereka.

Ismael sendiri bertanggungjawab atas segala jenis komunikasi dan kordinasi tim. Memantau keadaan lewat cctv dipusat kontrol dan juga mengisolasi wilayah evakuasi bila perlu. Ismael harus segera mematikan aliran listrik bila diperintah. Tugas Ismael ini akan dibantu oleh tim Ang Bun di pusat kontrol.

"Guys...ummm..."

"You can go to hell!" sergah Ismael memotong ucapan Maleek. Nampaknya ia belum memaafkan Maleek atas peristiwa yang terjadi pada paha kirinya.

"Come on guys, you gotta make me useful. Come on!" pinta Maleek. Ardjan menghela nafas berat.

"You can help Enver. Make the evacuation route to the safe house" ujar Ardjan. Maleek tersenyum puas.

"How about me?" ujar Abi tidak mau kalah.

Ardjan mendesah pelan. Ia mengusap kepalanya dengan kebingungan yang amat sangat. Ia nampak menimbang-nimbang beberapa hal sebelum mengambil putusan. Abi adalah liability.

"You can come with us"

"Yaaaaaaaaaasshhhh!!!" teriak Abi lantang. Dengan spontan wanita itu mengepalkan tangannya ke udara. Mata kelima pria mafia Eropa Timur itu memandangnya dingin. Abi hanya bisa meringgis.

"Ok let's go!" seru Ardjan memberi komando.

The war is on.