"Nggak apa-apa, jangan khawatir. Untuk beberapa hari ke depan, silahkan bersenang-senang dengan keluarga. Lupain aja pekerjaan kamu sebagai barista di sini, masih ada Lucas sama aku yang bisa menghandle semuanya kok. Dan juga perihal kemarin... aku minta maaf ya."
"Jangan di bahas, Kak. Memang udah takdirnya Tuhan suruh Lucas supaya tahu perihal perasaan aku."
"Iya, Sayang. Selamat bersenang-senang sebelum akhirnya masuk kuliah dan langsung ngurusin skripsian."
"Siap, terima kasih banyak Kak Nata. Im gonna miss you."
Sambungan telepon itu telah terputus bertepatan datangnya Lucas bersama langkah besar sebab kakinya yang jenjang. Melihat raut wajah yang sedang pemuda itu tampakkan membuat Nata yakin bahwa sebentar lagi Lucas akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar gadis bernama Yuqi. Terlihat saja bahwa pemuda itu sudah membuka mulutnya untuk berancang-ancang. "Yuqi—"