Menatap berbagai makanan yang tersaji tepat di atas meja makan, Nata hampir saja meneteskan air liurnya sebab merasa kelaparan. Melihat beberapa jenis daging yang di olah sedemikian rupa bersama tangan ajaib sang ibu mertua. Yang di ketahui pula bahwa Irina sangat pandai memasak. Pantas saja orang di rumahnya tidak pernah merengek untuk sekedar makan malam di luar. Ini semua sebab masakan yang ia buat selalu enak dan menagih.
Nata hendak mengambil sebuah daging namun secepat kilat ia menolak. Ia tidak boleh makan lagi, bisa-bisa semakin berisi badannya nanti. Memilih untuk mengambil zupa soup yang terletak di sebelah daging tersebut. Nata sempat terkejut saat perutnya di colek sedemikian rupa oleh dua jari tangan yang lentik. Menoleh kepala cepat, Nata menarik napas lega begitu netranya mendapati keberadaan Mawar bersama Nameera yang tengah terkikik geli.
