Menarik napas panjang, Nata berusaha menghembuskannya dengan tenang. Memandang wajahnya yang telah pucat tepat di hadapan cermin besar di sebuah toilet restaurant. Apakah alibinya tadi sangat jelas dan ketahuan? Karena demi Tuhan, Nata sangat gugup saat ini.
Harus bereskpresi atau merespon seperti apa dia nanti? Bahkan saat ini saja Nata ingin sekali menangis keras dan memeluk siapa pun yang berada di dekatnya. Merasa bahwa lima menit telah berlalu, Nata mengupayakan diri supaya dapat berjalan dengan langkah normal, kembali ke tempat.
Menatap Sehun dari arah belakang sini membuatnya sedikit menghangat. Melihat bagaimana caranya lelaki itu berusaha menenangkan diri sembari meminum banyak cairan bening. "Bang," panggil Nata pelan.
"Sudah?" tanyanya yang dijawab dengan anggukan kepala pelan.