Pagi-pagi sekali, Nata sudah bangun. Ia melakukan shalat tahajud dan subuhan sendiri. Membiarkan Sehun terlelap walau ia sudah mencoba membangunkannya.Tentu saja Nata masih ingat tugas sebagai seorang istri walau posisinya masih memendam amarah. Tak ayal, bahkan Nata ikut bergabung bersama para pembantu di ruangan dapur yang sedang menyiapkan makanan untuk sarapan.
Tepat jam 6 pagi, Irina datang bersama kening mengkerutnya. Merasa heran mengapa menantunya yang satu ini sudah nangkring di tempat ini. "Nata ngapain?" tanya Irina yang di balas dengan senyum lebar. "Lihatin mereka masak, Mi," jawab Nata seadanya. Namun, bukan seperti inilah jawaban yang Irina inginkan.