"Kenapa diem? Ga mau peluk gua?"
Gue mengerjap ngerjapkan mata beberapa kali.
Pete tersenyum iseng. Tangannya direntangkan, memberi kode untuk dipeluk.
Gue menghela napas cepat. Kesal sekaligus seneng. Kesel karena senyum Pete yang bikin gondok dan seneng karena bisa ketemu Pete. Melepas rindu yang selama ini gue pendam.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, gue langsung berlari ke arah Pete. Loncat lalu meluk dia.
Bodoamat sama Pete yang belum siap. Dia sampai mundur dua langkah karena gue tiba tiba nyosor meluk dia kaya anak monyet. Kaki gue sama sekali ga nyentuh lantai, meluk Pete dengan kaki dan tangan, kaya meluk guling.
"Pete baukk! Kenapa lo ga bilang dari awal?" kata gue kesal sekaligus nyesel.
Pete cuman terkekeh pelan. Gue semakin mengeratkan pelukan gue.
"Gue kangen," ucap gue pelan, dalam dada bidang Pete.
"Gua juga."
Gue tersenyum senang. Pete membalas pelukan gue. Lalu gue melepas pelukan gue. Turun dari tubuh Pete.