"Maaf. Kata maafmu tak bisa hilangkan rasa kecewa yang sudah membekas."
- Elora Pricillya Anette -
# # #
"Kenapa pergi?" tanya Peter terdengar lembut.
Tubuh gue kaku seketika.
'Kapan Peter baliknya deh?'
Gue membalikkan badan gue pelan pelan. Enggan menatap Peter.
"Pricillya," panggil Peter lembut
"Paan?" ketus gue.
"Duduk bentar, kita harus ngomong."
Gue berdecak kesal.
"Ga ada yang perlu kita omongin," tegas gue.
Mata Peter menatap gue penuh harap. "Sekali ini aja."
Gue menghela napas pelan. "Oke," jawab gue masih jutek.
Gue lalu duduk duluan ke kursi yang tadi. Disusul oleh Peter.
Kepala gue menoleh ke kanan kiri. "Erik mana?" tanya gue menyadari bahwa Erik ga ada waktu Peter balik.
"Udah pulang," jawab Peter singkat.
Mata gue langsung melotot. Menatap Peter ga percaya.
"Pulang?"
"Iya, gua suruh. Sekarang lu ga perlu takut lagi sama dia. Fotonya udah dihapus," ucap Peter, kelihatan jujur.
Gue menganga ga percaya dengar penjelasan Peter.