Aku berusaha bangkit dengan sisa tenaga, meskipun kaki masih gemetar, tapi aku mencoba berlari ke arah dapur untuk mengambil garam, meskipun sempoyongan. Karena panik dan cepat-cepat ingin menemukan garam itu, aku sampai menjatuhkan beberapa barang dan tempat bumbu di dapur tante.
"Maafkan aku Tante, setelah ini aku akan bereskan kekacauan ini. Yang penting aku harus mendapatkan garam dulu. Ah... Ini dia!"
Setelah mendapatkan garam itu aku kembali menghampiri Man yang mulai kelelahan memukul ular itu. Sial, ular itu gak mati-mati! Bahkan dia tidak luka sedikitpun!
Aku mengambil segenggam garam kemudian fokus membaca doa dengan nafas yang tertahan, setelah selesai membaca doa itu aku pun menyiapkan nafasku ke garam yang ada di genggaman tanganku.
"Man, minggir!" teriakku pada Man yang mulai ngos-ngosan.