"Uh..." keluhku, memulihkan kesadaran dan mencoba untuk membuka mata kembali. "Hah... Dimana aku?" terperanjat terkejut karena seingatku semalam aku berada di rumah Mbak Santi.
Aku langsung duduk, tapi kemudian tersentak karena seluruh badanku terasa sakit. Mataku mengelilingi ruangan itu, mengamati setiap detailnya. Ternyata, aku sudah berada di kamar tamu rumah Pak Karyo. Aku menoleh ke arah jendela, sinar matahari juga sudah terlihat begitu terang.
Aku duduk dan mengingat-ingat kejadian semalam, terakhir yang aku lihat adalah Mbak Santi yang sedang digarap oleh makhluk itu. Kemudian aku merasa marah, dan sesuatu terjadi padaku yang aku nggak ingat sama sekali.
Lengan dan kaki terasa sangat nyeri, suaraku serak, begitu juga dengan wajahku yang sangat nyeri jika menggerakkan rahang. Aku menjulurkan tangan, aku semakin terkejut ketika melihat luka lebam dan cakaran membekas di lenganku.
"Nimas, kau sudah sadar?" ucap Santi membuka pintu membuat terkejut.