Santi duduk termenung di bangku teras pak Karyo, pandang matanya menatap lurus jauh ke depan. Aku mendekatinya lalu mengusap punggungnya pelan, Santi agak terkejut dengan sentuhanku ia tersentak dari lamunannya kemudian menatapku.
"Nimas, aku kira siapa" ucapnya.
"Yang tabah ya mbak, jangan melamun" ucapku.
"Iya Nimas" jawab Santi dengan tersenyum.
Tidak ada banyak percakapan yang kami lakukan di teras itu, Santi banyak diam karena masih memulihkan perasaannya sedangkan aku mengetik pesan di ponsel mengabari kepada bu Sinta kalau paman dan bibi Santi sudah meninggal dunia. Bu Sinta mengucapkan belasungkawa, melalui pesan yang ia kirimkan.
Prosesi pemakaman sudah selesai, tapi aku masih menunggu keputusan dari Mbak Santi apakah dia masih mau di sini atau akan kembali ke tempat Bu Sinta. Jika dia memang mau di sini, mungkin aku akan pulang terlebih dahulu. Tidak mungkin kan jika aku harus menunggu terlalu lama, karena aku juga mau pulang kampung.