Sejak Mbak Santi mencurahkan seluruh isi hatinya dan pengalamannya kepadaku, dia mulai terlihat tenang, wajahnya juga lebih ceria dari sebelumnya.
Meskipun kadang kalau diajak ngobrol masih nggak nyambung, tapi melihat dari sorotan matanya kini dia terlihat lebih terang, aku sering melihat matanya berbinar dengan cerah.
Semangat hidupnya kembali tumbuh, meskipun dia belum bisa menghilangkan trauma. Setidaknya sekarang ini Santi bisa bangkit dan melanjutkan lagi perjalanan, mencari kebahagiannya.
"Ini gimana sih! Saya kan bilang cuci kemarin, mau dipake hari ini soalnya. Kok belum di cuci juga!" bentak pak Burhan.
Aku baru saja selesai mandi terkejut dengan suara pak Burhan yang terdengar jelas dari kamar atas, pasti dia sedang memarahi Santi, aku akan turun untuk melihat.
"Maaf pak, saya lupa" jawab Santi terdengar bergetar.