Aku belum pernah tahu kalau di terminal ini ada kejadian yang strategis itu, aku kembali ke warung tempat di mana Aku menitipkan ransel tadi. Tapi pada saat di sana ibu itu sedang tidak ada, kata Pak ojek yang sedang duduk di warung katanya si Ibu lagi mengambil termos air. Akhirnya akupun duduk di warung Ibu itu sambil minum minuman dingin yang aku ambil dari dalam kulkas.
Aku kembali melirik ke jam tangan, masih ada waktu beberapa jam lagi sebelum keberangkatan busnya. Aku duduk merenung sambil memainkan botol minum, mengingat cerita dari pak Kamdi tadi. Ratih yang malang, dia gadis yang cantik. Tapi karena penderitaannya dia harus mengakhiri hidupnya dengan sangat tragis. Apa yang dia lalui lebih berat ternyata, aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana perasaannya, sendirian menanggung kepedihan itu. Pasti hancur dan sedih sekali.