Aku terus berusaha menenangkan diriku, jika mama sampai melihat mataku sembab nanti, pasti akan membuatnya cemas dan akan ada banyak pertanyaan yang mungkin sulit untuk aku jawab. Tidak mungkin juga jika aku menceritakan apa yang terjadi barusan, aku tidak mau membuat mama sedih, aku tidak mau jika semakin menambah beban pikirannya.
"Mau turun dimana Neng?" tanya pak ojek. Aku tidak sadar kalau ternyata sudah melewati pintu masuk terminal.
"Di tempat tunggu aja pak" jawabku menahan kelu di leher.
"Iya Neng" jawab pak ojek. "Neng, orang yang tadi masih mengikuti Neng dari belakang" ucap pak ojek lagi.
"Orang yang mana pak?" tanyaku. Aku langsung menoleh ke belakang. Gila sekali, ternyata yang dimaksud pak ojek adalah bang Aang. Ngapain dia ngikutin aku!
Tidak lama setelah itu ojek pun berhenti "Makasih ya Pak" ucapku lalu membayar ongkosnya.