Hotel Wijaya.
Saat ini Rory sedang memeriksa beberapa berkas di ruangannya. Tampak keseriusan di raut wajahnya dalam bekerja. Ia membolak-balikkan dokumen di tangannya, membacanya sekilas, lalu menadatanganinya. Pandangannya teralih ketika suara interkom di mejanya berdering. Tangannya pun menekan tombol 'answer' pada interkom itu.
"Tuan Rory, ada seseorang yang bersikeras ingin menemui Anda," ucap suara seorang wanita di seberang interkom itu. Wanita itu adalah Grace, sekretaris Rory.
"Siapa? Bukankah hari ini aku tidak ada janji temu dengan siapapun?" Rory bertanya kepada sekretarisnya itu tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen di tangannya.
"Ehm, iya Pak. Tapi, Nona Arsy bersikeras ingin bertemu. Beliau mengatakan jika Anda pasti akan menemuinya," terang Grace dengan hati-hati.
Sebenarnya Grace enggan menyampaikan hal ini kepada atasannya itu, tetapi wanita yang tengah berdiri di hadapannya ini sedang menyilangkan tangannya di dada. Wanita itu benar-benar keras kepala. Grace terpaksa menghubungi Rory, takut jika memang wanita itu adalah tamu penting Rory. Apalagi wanita itu membawa kartu nama milik atasannya itu.
"Nona Arsy?" gumam Rory Sesaat ia teringat dengan Arsy Ardian. Senyuman tipis terulas di wajah dinginnya.
'Ternyata pak Ardian itu menyetujui syarat yang kuajukan tadi pagi. Memang pria serakah, bahkan putrinya pun bisa dia korbankan demi uang dan kedudukan,' batin Rory mencibir Ardian di benaknya.
"Bawa dia masuk ke ruanganku!" perintah Rory cepat, lalu mematikan interkom itu secara sepihak.
Rory segera beranjak dari tempat duduknya dan berdiri dengan pose tubuh membelakangi pintu ruangannya. Dengan kedua tangan berada di saku celananya, tatapan bak serigala itu sedang memandangi pemandangan Kota Singapura di depannya dengan pikiran yang sedang bergerilya untuk menerkam mangsanya.
Terdengar ketukan pelan pada daun pintu ruangannya. "Masuk," ucap Rory dengan suara yang terdengar berat dan dalam.
Senyuman licik pada wajah tampan nan dingin itu terlihat begitu jelas. Langkah kaki terdengar begitu kentara di telinganya saat ini. Perlahan namun pasti, dapat dirasakannya langkah itu semakin mendekat ke arah pria itu. Rory memejamkan matanya sejenak dengan senyuman yang semakin lebar.
"Ehem." Suara wanita berdeham terdengar di telinga Rory. Tampaknya wanita itu ingin mengalihkan perhatian Rory padanya.
"Selamat siang, Tuan Wijaya," sapa wanita di belakang Rory.
Senyuman di wajah Rory terukir.. Bukan kah suara ini yang selalu ingin didengar Rory. Ia pun berbalik dan mendapati seorang wanita yang kaget sambil menutup mulutnya.
"Anda??? jadi Anda tuan Wijaya pemilik hotel dan perusahaan Wijaya group... Jika tahu itu Anda saya tidak akan menginjakan kaki saya kesini.. maaf saya permisi.. "Kata Arsy dan hendak berbalik dan pergi...
"Jadi kamu mau melihat perusahaan Ayahmu hancur.. dan melihat Ayahmu mati secara perlahan...
"Apa maksudmu ? "Tanya Arsy Geram...
"Apakah kamu tidak tahu kalau perusahaan Ayahmu itu sudah bangkrut.. berada di ujung tanduk kehancuran .. hanya akulah yang bisa mengembalikan perusahaan Ayahmu itu kembali .. hanya dengan kekuasaan ku perusahaan Ayahmu itu bisa berdiri kembali.
Arsy pun terdiam memang benar laki-laki yang di depannya itu mempunyai kedudukan dan kekuasaan yang sangat tinggi dengan sekejap dia bisa menghancurkan sebuah perusahaan ..dengan sekejap pula dia bisa membangkitkan kembali perusahaan yang sudah hancur.
"Ayahku sudah mengatakan kepadaku.. jika aku menerima penawaran kamu untuk menikah denganmu, maka kamu akan membantu perusahaan Ayahku untuk berdiri kembali.
"Iya betul ... aku akan membantu ayahmu .. hanya akulah yang bisa melakukannya .. Apa kamu tidak mau menjadi anak yang berbakti? jika aku tidak melakukannya perusahaan ayahmu akan hancur dan itu akan membuat ayahmu sakit-sakitan dan meninggal dunia..
"Jangan di kira. Ayahku adalah laki-laki yang kuat . dia tidak mungkin meninggal karena kami tidak memiliki apa-apa .. aku selalu diajari oleh ayah dan ibuku untuk hidup sederhana .. sepertinya tanpa bantuanmu kami akan baik-baik saja .. biarlah kami hidup sederhana tapi kami bahagia daripada kami hidup berlimpah harta .. tetapi seperti dalam penjara . Aku bukan wanita yang gila Harta Tuan Wijaya.. dan sekalian menghadap Anda saya mengundurkan diri dari Hotel Anda.. Arsy pun membalikkan tubuhnya dan berlalu pergi ...
Rory tidak menyangka ternyata wanita yang dihadapinya itu tidak semudah yang ia bayangkan .. wanita itu lebih memilih hidup dalam kemiskinan.. daripada menerima Wijaya group . yang sangat berkuasa... banyak sekali wanita yang ingin menjadi istrinya bahkan menjadi simpanannya.
Tapi Arsy wanita yang menarik perhatian Rory.. sungguh ketika Arsy tidak tertarik kepada harta dan kekuasaannya.. justru Rory semakin ingin memilikinya..
*******
Arsy pun kembali ke rumah sakit dia menemui ayahnya .. "Bagaimana keadaan Ayah sekarang ?
"Ayah sudah membaik .. hari ini Ayah sudah diperbolehkan pulang.. Oh iya Bagaimana dengan kamu ? Apa kamu sudah memutuskan apa yang akan kamu lakukan ?dengarkan Ayah ... Ayah tidak akan memaksakan kehendak Ayah... Ayah lebih baik hancur daripada melihat putri Ayah menderita. lebih baik kita tidak mempunyai apapun tetapi kita tidak terkekang .. dan keinginan Ayah itu hanya satu.. Melihat putri Ayah bahagia...
"Aku sudah menemui laki-laki itu Ayah .. aku sudah menolak penawarannya .. cinta tidak bisa dipaksakan ...
"Baiklah Nak .. Ayah mengerti karena itu Ayah mohon kamu bisa menjaga diri baik-baik.. sekarang Ayah tidak bisa melindungimu... setiap saat .. saya harap kamu bisa melindungi dirimu sendiri ... dulu ayah bisa mengerahkan beberapa orang untuk menjaga mu ..sekarang kamu tahu sendiri keadaan kita seperti apa ...
"Jangan terlalu dipikirkan .. aku bisa menjaga diriku sendiri ... Jack yang berada di belakang pintu mendengarkan percakapan ayah dan anak tersebut ....Jack merasa bangga Arsy menolak penawaran dari Rory Wijaya.
"Sebenarnya perasaan Jack sudah lama mencintai Arsy .. hanya saja Jack memendamnya ... Jack merasa tidak berhak mencintai Arsy .. selain perbedaan usia yang terpaut jauh.. 10 tahun ..
Jack juga merasa Arsy berhak mendapatkan yang lebih baik darinya .. karena itu Jack hanya mencintai dalam diam .. waktu kecil Jack selalu melindungi Aray dari serangan musuh-musuh Ardian .. sekarang pun jika Jack berada dekat dengan Arsy.. dan Arsy dalam bahaya Jack pasti akan datang untuk menyelamatkannya. kecuali dia berada jauh dari Arsy.
Ardian dan Rossa sebenarnya mengetahui bahwa Arsy mencintai Jack.... begitu pula dengan Jack ... Tetapi begitu sulit untuk menyatukan keduanya... ego mereka masing-masing yang sulit untuk dihancurkan.. Arsy menunggu Jack terlebih dahulu.. yang menyatakan cintanya ... dan Arsy juga salah menduga dia menyangka Jack masih mencintai Rosa ibunya ..
Padahal sudah lama Jack membuang rasa cinta terhadap Rossa.. semenjak Jack mencintai dan menyayangi Arsy. sedangkan Jack tidak berani mengungkapkan isi hatinya dikarenakan dia merasa tidak layak bersanding dengan Arsy.
Dan sekarang hadir orang ketiga Rory Wijaya yang mencintai Arsy... sebenarnya Jack takut Arsy menerima Rory Wijaya ... namun setelah mendengar penuturan Arsy kalau dia menolak penawaran dari Rory Wijaya terbesit sedikit rasa lega di hati Jack.
Rory wijaya setelah mendengar penuturan atau penolakan dari Arsy .. semakin bersemangat untuk memiliki wanita itu ..
"Tidak ada seorang wanita pun yang berani menolak ku kecuali kamu .. hanya kamu... dan aku akan segera menaklukkan kamu ...aku akan menjadikan kamu milikku .. bagaimanapun caranya .. baik secara halus maupun secara kasar kamu harus menjadi milikku!!"