~Tak kenal maka tak sayang, kurasa lebih baik seperti itu, dengan begitu tak akan ada awalan rasa saling menyayangi jika nantinya akan berakhir saling menyakiti~
.
.
.
.
.
.
Udara malam ini sangat sejuk dibanding malam malam sebelumnya, entahlah mungkin dikarenakan mendung dan akan segera turun hujan.
Saat ini sudah sangat sepi karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lebih. Semua orang memilih berdiam diri di rumah, menghangatkan badan mereka di dalam rumah dengan keluarga dan sanak saudara
Seperti juga gadis berusia genap 16 tahun empat bulan lalu yang sekarang sedang duduk di balkon kamarnya, memainkan gitar kesayangannya
Menyanyinkan lagu kesukaannya, sambil menatap sekelilingnya, bernyanyi sembari menikmati semilir angin dan gelap pekatnya malam. Sungguh suasana paling menyenangkan baginya..
.
.
.
.
.
.
"I keep craving craving you don't know it but Its true...
.
.
.
.
can't give my mouth to say the word they Wanna say to you....."
.
.
.
.
.
.
Selesai ia menyanyi, ia tidak langsung beranjak dari balkon, tetapi memandangi sebentar suasana malam di lingkungan rumahnya, menghirup sebentar angin malam sembari menampilkan senyum manisnya, entahlah ia sangat suka dengan suasana seperti itu, sampai
Tok...tok...tok...
"Adek, udah malam, kok belum tidur sih?"
Ternyata itu sang bunda, menengok ke kamar putri bungsunya guna melihat apakah sang putri sudah terlelap atau belum, dan ternyata seperti biasa putrinya itu kini sedang menikmati malam dengan menyanyikan lagu kesukaannya sebelum tidur.
"Eh? Bunda, ini Bun baru mau tidur,"
Jawab sang putri lalu beranjak dari balkonnya. Menaruh gitar ke tempatnya semula lalu melangkah kan kaki menuju ranjang ukuran sedang nya.
Sang bunda pun menghampiri putrinya sedikit membetulkan letak selimut
"Selamat malam, Ivy"
"Malam Bunda" lalu sang bunda beranjak keluar dari kamar gadis tersebut.
Gadis itu bernama Ivy atau Ivyana Oky Hastira. Putri bungsu dari keluarga Hastira, ia mempunyai dua saudara putra, yaitu Jovian dan Fauzio.
Kakaknya yang pertama bernama Jovian Zaidan Hastira, beda empat tahun dengannya, sekarang ia kuliah jurusan bisnis management semester 4.
Sedangkan sang kakak kedua bernama Fauzio Eldebarack Hastira, atau biasa dipanggil koh Jio berbeda dua tahun dengan Ivy, sekarang ia kelas 12 IPS 1.
Bagi keluarga nya Ivy adalah tuan putri kecil yang selalu dijaga terlebih lagi oleh kedua kakaknya, mereka akan selalu menjaga Ivy saat kedua orangtua mereka pergi perjalanan bisnis.
Oke mungkin sampai di sini saja perkenalannya karena waktu pun sudah semakin larut dan besok waktunya sekolah, jangan sampai terlambat jika tidak mau terkena hukuman...
🥀🥀🥀
"Hai Ivy!!" Sapa seseorang ketika melihat punggung tertutupi tas biru muda yang berjalan di depannya
"Oh, hai Misca, tumben baru berangkat" tanya orang itu yang ternyata adalah Ivy
"Ya gapapa sih bangun kesiangan gue" jawab Misca yang menyamakan langkahnya di samping Ivy
Lalu mereka berjalan bersama menuju ke kelas, kelas mereka lumayan jauh dari loby sekolah karena terletak di bagian dalam sekolah dekat dengan lapangan basket .
Sekolah mereka memiliki tiga lapangan yaitu lapangan upacara, futsal dan basket, sedangkan lapangan volly berada di indoor bersebelahan dengan kolam renang.
Nah letak kelas mereka, 10 IPA 2 berada di dekat lapangan basket. Mereka berjalan bersama dengan sesekali menyapa teman teman yang lain yang sekiranya mereka kenal.
Setelah sampai di kelas, mereka bergegas meletakkan tas mereka lalu pergi ke loker dekat ruang ganti guna menyimpan seragam abu putih mereka.
Ya! sekarang adalah jam pertama untuk olah raga karenanya mereka memakai seragam olahraga sedari rumah dan juga membawa baju ganti.
Setelah memasukan seragam abu putih mereka ke dalam loker, mereka lalu bergegas menuju lapangan basket untuk olahraga karena guru dan teman teman mereka telah ada yang sampai di lapangan, walau belum semuanya.
"Udah kumpul semuanya? Oke assalamualaikum anak-anak, selamat pagi, hari ini kita pengambilan nilai olahraga basket berhubung Minggu lalu kita sudah mendapat materi tentang permainan bola basket."
"Sebelum itu mari kita berdoa terlebih dahulu, setelah itu pemanasan lalu berikutnya kita pengambilan nilai." Ucap pak Darto guru olahraga mereka yang membuka kegiatan pembelajaran
"Baik pak"
"Absen 11 12 maju memimpin doa dan pemanasan"
Setelah itu semua teman sekelas Ivy melakukan olahraga mereka dengan kidmat sampai waktu menunjukkan pukul sembilan pas. Masih ada waktu sekitar tiga puluh menit untuk berganti seragam dan menata ulang dandanan 'make up sekolah' yang sudah tidak se fresh tadi pagi saat sebelum olah raga.
"Vy, setelah ini kantin yuk, haus banget gue buset panas banget tadi untung aja kita gak dapet kelas siang waktu olah raga gimana entar dah tambah gosong ni muka kalo kita dapet kelas siang panassss" ucap Misca saat ia dan Ivy juga teman lainnya menuju ruang ganti
"Iya gue juga gerah banget mana habis ini kita kelas Fisika di lab. Tambah puyeng nih gue tobat tobat"
"Lah iya nanti ada praktek di lab, untung gue sekelompok sama Rara sama Vendy lumayan lah syukur banget gue tinggal numpang nama aja nanti" ucap Misca
"Lah elu enak kelompok lu pinter pinter semua, lah gue? Jangan tanya gimana nanti"
"Elu satu kelompok sama siapa?"
"Wati_-" ucap Ivy datar sembari berbisik ke pada misca
"Hfftt...hahaha... Sabar mbak broo sabar... Untung gue gak jadi elu, bisa jadi maung gua kalo hadepan sama sifat rempong plus cengengnya Wati" jawab Misca sembari berbisik juga.
"Huftt..Dah lah untungnya masih ada Sinta yang satu kelompok sama gue..... eh Dita itu liptinnya gue minta ya" ucap Ivy lalu berjalan menuju Dita.
salah satu teman sekelasnya yang kini sedang berdiri anteng di depan cermin serta memoles bibirnya menggunakan liptin.
Setelah ganti seragam mereka bergegas menuju kantin, sekarang waktu tinggal sepuluh menit sebelum istirahat. Jadi mereka bergegas menuju kantin karena sebentar lagi kantin pasti akan ramai jika bell istirahat telah berbunyi.
Sesampai di kantin dan benar saja sudah terdapat beberapa siswa kelas lain yang sampai di kantin duluan, bisa dimengerti pasti mereka izin ke guru untuk pergi ke toilet.
padahal kenyataannya mereka ke kantin lebih dulu sebelum kantin itu ramai pada waktu istirahat. Misca dan Ivy tentu hapal dengan trik itu karena mereka juga sering melakukan nya.
"Lah lu udah sampai di sini aja gam?" Tanya Misca saat melihat sosok yang sangat familiar di matanya maupun Ivy.
"Dah tau nanya" jawab Agam sewot sembari melahap makanan nya.
"Yeu si gendut makan terus lu nambah melar susah gerak mampusin nih" kata Ivy menimpali
"Wahwahh jahat lu Vy, sekate Kate pedes di hati, gue cium nyaho lu" ujar sewot cowok yang bernama Agam tadi.
Agam adalah teman Ivy dan Misca sedari duduk di bangku SMP. Sebenarnya yang masuk di SMA Buana Raya dari SMP mereka lumayan banyak kira kira ada sekitar sepuluh orang tapi dari kelas mereka ya hanya mereka bertiga, Ivy, Misca, dan juga Agam.
Dan dari mereka bertiga ini yang masih satu kelas lagi saat SMA hanya Ivy dan Misca sedangkan Agam ia masuk di kelas IPA 4. Jadi jangan heran jika mereka bertiga akrab ya walaupun akrabnya hanya untuk membully Agam.
"Hehehe lu lucu sih gendut gini pipinya lihat coba ke mana mana imut ihh kaya babi"
ucap Ivy sembari mengunyel unyel pipi Agam (atau lebih tepatnya seperti ditampar,dicubit dan banyak lagi hingga pipi yang dicubit berwarna merah merah), mungkin karena marah. yang diunyel hanya pasrah sebelum benar benar meledakkan amarahnya
"Sini lu!! Gue cium beneran nih sini gak!!" Ucap Agam mencoba meraih tangan Ivy yang sudah kabur menyusul Misca yang sedang memesan makanan. Suruh siapa mengganggu seorang Agam yang sedang makan.
Sebenarnya Agam tidaklah gemuk gemuk sangat. Ia hanya sediki lebih berisi dibandingkan dengan teman temannya yang lain. Tentu saja karena faktor tinggi badannya yang tidak seberuntung teman-temannya tapi tidak apa.
Lagian Agam terlihat gemuk karena suka memakai kaos kaos longgar dan switer besar yang membuatnya terlihat semakin pendek dan bulat yang terkadang oleh Ivy dan Misca dipanggil bola berjalan.
Walaupun ia terlihat sedikit berisi tapi jangan salah, jangan mengira ia memiliki perut buncit dan tummy, karena nyatanya ia memiliki abs yang tak terbayangkan, jelas saja karena ia adalah anggota basket sekolah mereka walaupun terkadang susah memasukkan bola ke ring karena tinggi badannya.
🥀🥀🥀
"Gimana nih Sin? Nasib kelompok kita? Mau ngakak nih gue bisa sekelompok sama Wati" ucap Ivy pada Sinta saat mereka menuju ke ruang lab. Fisika
"Dah gapapa dibikin santai aja"
"Hemm, dibikin pasrah aja" lalu mereka tertawa,
Setelah sampai di depan lab semua siswa kelas x IPA 2 tidak bisa langsung masuk ke dalam lab karena masih di gunakan untuk pembelajaran kelas lain.
Akhirnya mereka menunggu di luar lab walaupun tidak lama lima menit kemudian kelas yang tadinya di lab fisika sudah mulai keluar lalu kelas Ivy juga ikut masuk hingga suasana saling berebutan pintu untuk masuk dan keluar sampai
Brak....
"Aduh sakit" lirih Ivy kecil karena bahunya tertabrak bahu cowok Yang sedang keluar lab.
Ia dan cowok itu sempat bertatap muka, Ivy menatapnya guna menunggu apakah ada kata maaf yang dikeluarkan dari mulut cowok tadi tapi nyatanya tidak ia hanya memandang Ivy sekilas lalu pergi berlalu.
"Yeuu si pendek makanya kalo jalan liat liat pendek sih ganggu aja" ucap seseorang yang ternyata itu adalah Agam, dasar tidak tahu diri..
Ternyata tadi yang memakai lab Fisika adalah kelasnya Agam, X IPA 4.
"Lu lagi lu lagi, bosen gue liat elu gue kempesin nih!! gue yang ditabrak gue juga yang diomelin" ucap Ivy sewot
"Yee sewot mulu" ucap Agam lalu menyusul teman yang tadi menabrak bahu Ivy.
Entahlah kenapa sedari tadi setelah tidak sengaja menabrak bahu Ivy ia berhenti sejenak menatap adegan Ivy dan Agam yang bertengkar. Ivy kira karena mau minta maaf ternyata hanya untuk menunggu manusia kelebihan dosa macam Agam.
Dasar menyebalkan.....
TBC
Hehehe gimana Gais ceritanya.
Kira kira siapa ya yang bakal jadi pemeran utamanya di novel ini bersama Ivy
Apakah Agam, Vendy, cowok tadi atau
Pak Darto
Hehehe tunggu ya chap selanjutnya...
Boleh dong kasih masukan pendapat atau kritik dan sarannya
Salam cinta
Diriku❤️