Selamat membaca
°•°•°
"Wah, mantap! keren, Nadea!" puji Kak Tina kencang. Tapi tak sekeras volume Alin ketika ke-alay-an gadis itu sedang kumat-kumatnya. Risa yang tengah berdiri di samping Kak Tina hanya memperluas secuil senyuman. "Istirahat dulu!"
Aku yang posisinya masih di panggung dan memakai gaun seberat delapan kilogram ini, pelan-pelan menginjak undakan tangga untuk turun. Kedua tanganku mencengkeram gaun di sisi kanan-kiri tubuh. Refleks, untuk menghindari 'limbung' kalau semisal tidak sengaja menginjak ujung gaun yang menjuntai sampai ke lantai. Maka dari itu, aku kerepotan sendiri sekarang.
"Harus dibiasain ribet ya, Nadea."
"Hehe, iya Kak Tina." Senyumku sudah membingkai sedari jalan ke arahnya.
"Waktunya istirahat cuma sepuluh menit. Habis ini kamu pakai baju yang paling puncaknya ya."
"Baju buat acaranya?"
"Haha ya bukan. Beratnya aja yang sama, Nadea, sepuluh kilo."