Seorang gadis pekerja part-time di sebuah Indo-april, sedang menonton sebuah vidio kolaborasi tiga bersaudara yang merupakan seorang singer, rapper dan dancer. Yura sangat mengidolakan mereka bertiga dan tampak sangat menikmati vidio itu sampai sepertinya tidak memperhatikan keadaan sekitar. Beberapa menit kemudian, seorang pria mengunjungi Indo-april untuk membeli sesuatu.
"Selamat datang di Indo-april. Silahkan berbelanja," Kata gadis itu sambil masih fokus dengan ponselnya.
Ketika pria itu memasuki Indo-april, ia mendengar suara dari ponsel gadis itu. Ia mengenali vidio apa yang diputar oleh gadis itu tanpa melihatnya. Ia tersenyum, kemudian masuk dan mencari barang yang ingin ia beli. Setelah mengambil sebuah deodoran dan minuman kaleng, ia pergi ke kasir untuk membayar. Terlihat gadis itu masing anteng dengan ponselnya dan tak menyadari pria itu sudah berdiri di depannya.
Tok..tok...
Pria itu mengetuk meja kasir setelah menaruh barang belanjaannya. Gadis itu tetap fokus pada ponselnya sembari melayani pria itu, bahkan melihat wajahnya saja tidak. Pria itu menyungging senyuman yang sulit diartikan melihat tingkah gadis itu.
"Semuanya 45.000," Kata gadis itu.
Pria tadi mengeluarkan uang sebesar 50.000 dan memberikannya pada gadis itu. Gadis itupun memberikan kembalian, namun yang ia berikan bukan uang 5000 melainkan 10.000. Pria itu menggelengkan kepalanya dan melihat tag nama milik gadis itu.
"Maaf Mbak Yura, Kembaliannya lebih," Kata pria itu.
Yura mengambil uang itu acuh lalu menggantinya dengan uang 5000. Yura meminta maaf pada pria itu dengan masih fokus pada ponselnya. Pria itu merasa perlakuan Yura kurang pantas dan berkata, "Kalo emang bener-bener minta maaf, liat orang yang diminta-in maaf dong."
Yura terpaksa menghentikan vidionya dan melihat pria yang berdiri di hadapannya. ia terkejut setelah melihat wajah pria itu yang ternyata adalah Daniel, salah satu dari tiga bersaudara yang merupakan seorang dancer.
"Ya ampun, Daniel! Maaf, aku keasikan streaming hehe," Kata Yura sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Daniel tersenyum manis pada Yura membuat Yura salah tingkah di hadapan Daniel.
"Aku seneng kamu mengidolakan kami, tapi kalo lagi kerja tetep harus profesional yaa," Kata Daniel menasehati.
"Hehe iya aku minta maaf. Emm, boleh minta foto nggak?" Tanya Yura.
"Iya boleh."
Bersamaan dengan itu, rekan kerja Yura yang akan menggantikan shift Yura datang. Yura berfoto dengan Daniel dengan bantuan rekan kerjanya itu dan merasa sangat senang hari ini bisa bertemu dengan salah satu idolanya. Setelah asik berfoto ria dengan Daniel, Yura pulang karena jam kerjanya sudah berakhir. Sedangkan Daniel memasuki mobilnya dan menelpon Jinan, menanyakan dimana keberadaannya.
"Gue lagi ada di acara wisudanya temen gue. Kenapa?" Kata Jinan.
"Gue cuma mau ngingetin nanti pulangnya jangan terlalu malem. Kita mau rayain ulang tahun Bobby," Kata Daniel.
"Iyaiya."
Selesai dari acara wisuda temannya, Jinan menelpon sopirnya yaitu Hanbin untuk menjeputnya. Setelah Hanbin sampai, Jinan berpamitan dengan temannya lalu memasuki mobilnya.
"Kita mau kemana Pak?" Tanya Hanbin.
"Ohh ayolah, kita seumuran. Kita juga temen, pake bahasa informal aja gapapa," Kata Jinan.
"Oke, terus lo sekarang mau kemana?" Kata Hanbin yang langsung menuruti perkataan Jinan.
"Nahh gitu, kita pulang aja," Kata Jinan.
"Siap bro."
*****
Jam kerja Yura sudah berakhir, ia tidak ada kelas hari ini karena dosennya sedang ada acara keluarga. Ia memutuskan untuk pulang sore itu dan beristirahat sejenak karena nanti malam ia ada kerja part-time lagi. Sesampainya dirumah, Yura menyapa ibunya dan Chan Usena Bintara yang ia panggil Chanu, adik laki-lakinya. Ibunya sedang mencuci baju sedangkan Chanu yang merupakan siswa SMA sedang belajar diruang tengah.
"Ibu, Yura laper. Tadi siang lupa makan," Kata Yura.
"Lo tau nggak tadi gue ketemu siaapa?" Tanya Yura pada Chanu.
"Ketemu siapa Kak?" Tanya Chanu.
"Daniel Aswangga Darwin. Si bungsu dari tiga Darwin bersaudara," Jawab Yura sambil senyum-senyum sendiri. Chanu yang melihat tingkah kakaknya memasang ekspresi yang susah dijelaskan dan berkata, "Gila."
Yura kembali menanyakan makanan pada Hejin Elvara, ibunya. Hejin belum memasak untuk makan malam nanti dan menyuruh Yura memasak mie instan yang ada di dapur untuk mengganjal lapar sebelum makan malam nanti. Yura menyukai tekstur mie yang dimasak dengan cukup lama dan meninggalkan kompor yang masih menyala didapur. Ia pergi ke kamarnya mengunggah fotonya bersama Daniel ke akun sosial media miliknya.
"Yura! Inget kamu lagi buat mie! Jangan keasikan main hp dikamar," Kata Hejin sebelum pergi ke swalayan untuk membeli bahan masakan untuk makan malam bersama Chanu.
"Iya Bu!" Jawab Yura.
Namun kata-kata Yura hanya berhenti dimulut saja. Ia keasikan bermain dengan ponselnya, membalas komentar pada postingannya dan tertidur. Saat ia terbangun, asap sudah memenuhi rumahnya, api sudah menyulut sangat besar dirumah itu membuat Yura tidak bisa keluar dari kamarnya. Jendela kamarnya rusak karena memang rumah itu sudah tua sehingga ia tidak bisa keluar kecuali memecahkan kacanya. Yura tidak bisa bernafas karena asap yang sangat tebal sehingga ia menjadi lemas dan tidak cukup kuat memecahkan jendela kacanya.
Ia bisa melihat dari jendelanya, orang-orang diluar sudah mulai berkumpul namun pemadam kebakaran belum datang. Terlihat Hejin dan Chanu sedang menelpon seseorang. Chanu menelpon pemadam kebakaran sedangkan Hejin menelpon kakak Yura, Hanbin. Hanbin yang menerima telpon, meminta ijin pada Jinan untuk menepikan mobilnya dan mengangkat telpon. Jinan mengijinkannya dan Hanbin segera mengangkat teleponnya.
"Hanbin kamu dimana?!" Kata Hejin dengan nada suara histeris.
"Ada apa Bu? Kok suara Ibu kayak gitu? Ada masalah?" Tanya Hanbin khawatir. Jinan pun ikut khawatir mendengar itu.
"Rumah kita nak.. Rumah kita kebakaran dan Yura masih ada di dalam," Kata Hejin sambil menangis.
"Apa!? Kebakaran? Iya Bu, Hanbin pulang sekarang," Kata Junghwan panik kemudian menutup ponselnya dan melajukan mobilnya menuju rumah dengan kecepatan diatas rata-rata.
Sesampainya dirumah, Hanbin menanyakan keadaan Hejin dan Chanu, mereka baik-baik saja karena memang sedang berada di luar. Hanbin ingin masuk menyelamatkan Yura, tapi ia ragu karena trauma masa kecilnya. Jinan yang tau tentang trauma Hanbin membahayakan dirinya dan masuk kerumah itu menyelamatkan Yura.
Jinan berhasil masuk dan mendobrak pintu kamar Yura. Seketika ia menemukan Yura, Yura sudah pingsan akibat asap yang terlalu banyak. Tubuh Jinan menegang karena ini pertama kalinya ia bertemu dengan Yura setelah sekian lama. Melihat Yura yang pingsan, jantung Jinan berdetak hebat. Ia takut sesuatu terjadi pada Yura dan memeriksa denyut nadi Yura memastikan ia masih hidup. Merasakan denyut nadi Yura, Jinan menghembuskan nafas lega.
Sesaat setelah itu, mobil pemadam kebakaran terdengar sudah datang. Jinan memecahkan jendela kamar Yura yang berada di lantai dua dan melambaikan tangan ke bawah. Pemadam kebakaran menyiapkan samacam trampolin dibawah jendela kamar Yura agar pada saat melompat, mereka tetap aman. Jinan menggendong Yura lalu loncat dengan Yura yang ia gendong dibelakang. Yura langsung diberikan pertolongan pertama dan tersadar beberapa menit kemudian. Seketika Yura tersadar, ia menangis dan meminta maaf kepada ibunya lalu menjelaskan apa yang terjadi.
"Iya Yura, yang penting kamu selamat. Untung ada Jinan yang nolongin kamu," Kata Hejin.
"Hah? Jinan?!" kata Yura sedikit berteriak.
"Iya gue, yang punya visual melebihi siapapun dan suara yang bagus," Kata Jinan.
Yura bingung dengan Jinan yang berbicara dengannya seperti sudah mengenalnya lama. Selain itu, ia juga senang kalau ternyata yang menyelamatkannya adalah Jinan Nirarta Darwin. Si sulung dari tiga Darwin bersaudara. Pikiran Yura sudah kemana-mana. Ia berpikir pertemuannya dengan Daniel dan Jinan adalah sebuah takdir. Ala-ala drama korea yang sering ia tonton.
"Oiya lo kan pernah lupa ingatan," Kata Jinan sambil menepuk jidatnya yang membuat Yura semakin bingung.
"Dia temen kakak dulu waktu SMA, dia juga akrab sama kamu dan sekarang dia bos kakak. Kakak jadi sopirnya dia," Jelas Hanbin.
Yura tercengang. Bagaimana kakaknya itu bisa menyembunyikan hal yang semengejutkan ini darinya. Yura menuntut untuk diceritakan bagaimana ia dan Jinan dulu berteman. Hanbin ingin menceritakannya, tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk bercerita. Sekarang mereka harus menemukan tempat untuk tinggal.
"Ibu sih rencananya tinggal di rumah tante kalian di luar kota, tapi kalian punya urusan disini jadi ibu ragu," Kata Hejin.
Junkyu tidak mau pindah sekolah hanya karena ini. Yura juga berkuliah dikota ini dan beberapa pekerjaan paruh waktu yang tidak bisa ditinggalkan. Sedangkan Hanbin, ia baru mendapatkan pekerjaan setelah kesulitan mencari pekerjaan karena ia hanya lulus SMA. Ia berhenti kuliah karena harus bekerja membantu sang ibu mencari nafkah. Sebenarnya Hanbin sangat ingin melanjutkan kuliahnya, tapi karena Sindu Viandra menghianati keluarganya, ia terpaksa berhenti kuliah.
Jinhwan yang melihat situasi mereka menawarkan tempat tinggalnya. Tentunya tidak gratis, Hejin akan menjadi pembantu dirumah itu dan Hanbin menjadi sopirnya. Sedangkan Chanu dan Yura diberi kelonggaran untuk fokus pada sekolah dan kuliahnya. Awalnya Yura dan keluarganya menolak, tapi setelah berpikir panjang, mereka menerima tawaran dari Jinan. Toh juga hanya sampai rumah mereka selesai direnovasi.
Bersambung....