Abdul bersama sekumpulan orang-orang tersebut susah untuk saling berkomunikasi karena bahasa yang berbeda yang pastinya tidak akan saling mengerti, maka dicobalah olehnya untuk berkomunikasi melalui gerakan tubuh, melihat gerakan tubuh abdul barulah mereka dapat mengartikan maksud darinya. Di jawablah pertanyaan abdul yang meminta agar mereka menceritakan kisah dari negeri mereka. Di sampaikanlah pula dengan gerakan tubuh sala satu orang yang mengerti.
Dahulu negeri kami adalah negeri yang memiliki ekonomi yang besar dan sumber daya manusianya yang cerdas dalam menciptakan berbagai bahan serta kebutuhan yang berguna bagi keberlangsungan mereka, banyak juga para pedagang maupun kerajaan dari luar menawarkan kerja sama dengan mereka untuk saling menguntungkan satu sama lain, saat terjalinnya kerja sama dengan negeri-negeri lain, kami semakin berkembang serta ekonominya yang semakin meningkat drastis. Dari keberlangsungan inilah mulai didirikan nya berbagai bangunan-bangunan yang membuat para lelaki dan wanita sering mendatanginya hingga mereka bercampur baur, pada saat itu pula para pemuka agama yang menolak adanya sikap dari mereka yang telah banyak menyimpang lantas melontarkan nasehat serta penolakan dengan cara mendatangi masing-masing setiap tempat. Tetapi sekeras apapun yang di lakukan para pemuka agama semuanya hanyalah sia-sia, karna kesenangan mereka yang sangat mendalam terhadap dunia dan nafsu membuat mereka buta akan murkanya.
Hingga benarlah ketakutan yang di rasakan para pemuka agama yang berusaha keras menyadarkan semua masyarakat akan peristiwa yang pedih akan mereka hadapi. kehadiran ras baftun yang melakukan penawaran kerja sama diantara mereka dan menjanjikan wanita serta harta yang memuaskan pemimpinya. awal terjalinnya kerja sama mereka terlihat aman-aman saja hingga suatu hari sikap pasukan baftun yang berubah menjadi kasar kepada masyarakat mereka serta mulai menguasai dengan seenaknya baik itu tambang emas maupun alat-alat kebutuhan kami, barulah mereka sadar yang telah di katakan para pemuka agama kini benar terjadi, kami mencoba melakukan perlawanan namun banyak dari kami yang meninggal dalam kehinaan, sedangkan ada yang syahid hanyalah para pemuka agama dan sedikit dari mereka yang benar-benar berjuang di jalannya.
Setelah dikuasainya negeri kami, waktu ke waktu semakin di penuhi oleh dosa dan perbuatan-perbuatan menyimpang, bahkan wanita dari negeri ini sendiri di jadikan penghibur bagi lelaki-lelaki bangsa mereka, tetapi untungnya saja kami sempat menyelamatkan diri. Hingga suatu saat ras baftun terkena penyakit yang tidak pernah di ketahui sebelumnya, hingga hari ke hari satu per satu dari mereka meninggal secara mengenaskan, tinggallah sisa-sisa reruntuhan dan mayit mereka yang membusuk.
Setiap satu dari gerakan tubuh dari si lelaki abdul mencatat di buku miliknya, lantas mereka bertanya untuk apakah kedua benda itu, lalu abdul mengatakan apa yang di lakukannya adalah sebagai media baginya untuk mengingat dan memperbaiki dirinya.
Waktu telah berlalu lama berbagai kisah telah banyak di sampaikan kepadanya, menunggu kedatangan syuaib yang lama membuatnya tertidur pulas. Dalam tidur dia bermimpi di akhir perjalanan dia menemukan kebahagiaan yang tidak pernah di bayangkan selama ini, namun setelah kebahagiaan datang pula kesedihan yang di alaminya, wajah yang terlihat tersenyum berubah menjadi murung dalam pejamnya. Sesat kemudian dia terbangun secara tiba-tiba oleh syuaib yang menepuk pundaknya. terbangunnya dia melihat syuaib yang berdiri di hadapannya dengan senyuman membuatnya merasa lega, "bagaimanakah dengan omar?." Tanyanya kepada syuaib. Lantas syuaib mengatakan Omar yang berhasil melewati masa kritisnya walau belum bisa terbangun dari pingsannya.
"Terima kasih, terima kasih, terima kasih." Ucap abdul kepada mereka. Rasa syukurnya tak hanya terucapkan lewat terima kasih kepada yang telah membantun namun kepada sang pencipta pun ia sujud syukur merasa bahagia.
Syuaib bertanya kepada sekelompok orang-orang mengenai orang tua si remaja lelaki yang bersamanya selama ini. Sepasang suami istri yang telah lanjut usia mengaku bahwa mereka adalah kedua orang tua si remaja tersebut, namun tidak langsung mempercayai pengakuan mereka lantas syuaib mendatangkan mereka untuk bertemu dengan adik angkatnya secara langsung, dan terlebihnya syuaib menyarankan sekelompok dari yang lainya agar mau tinggal bersama masyarakat di sana untuk melangsungkan kehidupan mereka yang baru.
Kini semuanya telah usai, kini Jabir yang bertahun-tahun terpisah dari kedua orang tuanya kini telah berjumpa kembali dengan mereka, meskipun dalam keadaan buta saat ini. Omar telah pulih dari komanya berkat teman-temanya, sedangkan abdul sendiri merasakan bagaimana memiliki teman yang bisa saling menolong satu sama lain, ingin meninggalkan negeri sirdiynan namun berat hatinya untuk melangkah maju, namun masih banyak tugas yang harus dia selesaikan sebelum mencapai puncak tujuannya.
Langkahnya yang terhenti karena permintaan Omar agar ia menetap lagi untuk beberapa hari ke depan, namun dia tidak bisa lebih lama lagi untuk menetap karena masih banyak tugas yang perlu di selesaikan oleh nya. Seperti biasa ketika hendak pergi dia memberikan berupa gulungan kecil.
Masing-masing dari mereka mendapatkan gulungan, tetapi karna penasaran lantas safwan bertanya, "untuk apakah kamu memberikan kami gulungan kecil ini?." Abdul tersenyum karena pertanyaan safwan kepadanya. dijawab olehnya, "hanyalah sebuah hadiah kecil untuk kalian teman-teman ku."
Terlintas di fikiran syuaib bahwa abdul akan mengarungi lautan, maka syuaib menghadiahkan pula sebuah kapal kecil untuk dia gunakan tanpa harus menumpang lagi dengan orang lain. "Ambillah satu kapal kecilku untuk kamu gunakan" ucap syuaib. Tetapi abdul menolak pemberian darinya, dia lebih memilih untuk menumpang kepada orang lain dari pada menerima pemberian darinya, sedangkan dia sendiri membutuhkan juga.
Tetapi syuaib memiliki dua kapal yang bisa di gunakannya ketika satu dari kapalnya tidak berfungsi jika nanti terjadi. Meminta agar abdul mau menggunakan kapal miliknya membuat abdul pada akhirnya mau mengambilnya.
Kapal telah berlayar menjauh pergi dari sirdiynan meninggalkan kenangan dari Abdul yang telah mereka anggap layaknya seperti saudara sendiri.
Di atas kapal abdul bertengger di pinggiran kayu melihat negeri sirdiynan yang mulai mengecil dari pandangan, "hah, Dari jauh terlihat mereka yang berdiri di sana seperti keluarga sendiri yang melepaskan kepergianku."
Penasaran dengan isi gulungan tersebut, mereka bersama-sama membukanya, ternyata isi dari gulungan itu melainkan pesan yang di tuliskan untuk mereka.
Beruntunglah aku mendapatkan satu gambaran sebagaimananya sesama saudara saling membantu dan menolong dari satu dengan yang lainnya ketika bersama kalian. Tiada yang di harapkan melainkan berjumpa lagi dengan kalian yang telah menjadikanku bagian dari kehidupan kalian. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan bagi kalian dan limpahan berkah bagi sirdiynan. takdir yang mempertemukan manusia walau berbeda darah dan keturunan, namun dalam satu ikatan syahadat dan naungannya.
Berkata mahmed setelah membaca isi gulungan pemberian abdul, "Semoga, semoga kita dipertemukan lagi." Mendapatkan isi gulungan yang sama di jawab pula oleh mereka bersama-sama, "aamiin."