Gunawan terkejut dengan semua kejadian tak terduga ini yang mempertemukan dengan keluarganya kembali. Arumi menangis setelah sudah lama tidak bertemu dengan abangnya. Begitu pun profesor Suparman. Setelah itu Gunawan diminta istirahat, dan yang mengantar adalah Rangga bukan Arumi. Mau tidak mau Rangga pun membawa Gunawan ke kota.
Kembali dia tertegun dengan kota klan hitam yang sangat berbeda jauh di banding kota yang sebenarnya di luar sana.
"Kenapa Jakarta tidak seperti ini ya ?" tanyanya heran, bukan hanya Gunawan siapa pun yang pertama kali ke sini tentu akan sangat iri dengan konsep modern, canggih, bersih dan rapi. Semua yang buruk-buruk mengenai suatu kota tidak ada disini.
"Gue engga tahu ! mungkin karena penduduknya tidak banyak dan mereka menginginkan kota impiannya sendiri maka tak heran semua terjadi !" jelas Rangga, Gunawan mengangguk.
Mereka pun tiba di tempat tinggal yang telah disediakan, tentu saja Gunawan tinggal dengan Rangga disebuah rumah baru khusus untuk pasangan, semua sudah tahu tentang mereka jadi tak perlu dijelaskan kembali.
Gunawan sendiri tidak keberatan, termasuk Arumi dan ayahnya juga menerima serta mereka sudah tahu tentang kehidupan manusia serigala itu seperti apa, jadi tak bisa menolak kalau Gunawan sudah menjadi bagian dari klan Serigala. Gunawan terkejut ketika ayahnya menjelaskan aturan menjadi pasangan serigala.
"Jadi dia bisa hamil ? tanya Gunawan terkejut.
"Pada dasarnya, setiap serigala apapun jenisnya yang mempunyai hubungan sesama bisa berubah dan hamil !" jelas Profesor Suparman.
"Tapi ingat, serigala itu tipe setia terhadap satu pasangan saja ! tanda itu adalah buktinya !" lanjut ayahnya.
"Apa anakku juga akan menjadi manusia serigala juga nantinya ?" tanya Gunawan.
"Tergantung, kalau hubungan sesama serigala itu mungkin 100 % ! sedang serigala dengan manusia 60 % bisa seperti itu, 40 % tetap menjadi manusia !" Gunawan menatap ayahnya yang tidak berubah sama sekali sejak dulu.
"Ayah marah sama mama karena dia selingkuh ?" tanya Gunawan, Suparman menggeleng.
"Semua salah aku, jadi aku mengerti kenapa dia seperti itu ! janganlah membencinya, itu semua karena semata-mata karena mama mu kesepian !" Jawab Suparman kepada Gunawan dan Arumi yang mendengarkan.
"Tapi sejak itu, aku tidak mendengar tentang mama lagi !" ujar Arumi, di angguki Gunawan.
"Mama kalian pindah ke luar negeri dengan suami barunya ! aku sempat beberapa kali bertemu dengannya, syukurlah dia sudah bahagia !" jelas ayah mereka. Gunawan dan Arumi terdiam.
"Kenapa kalian ada disini ?" tanya Gunawan.
"Ceritanya panjang, semuanya berhubungan dengan kasus yang sedang kamu selidiki Gunawan !" jawabnya, lalu Arumi menjelaskan kalau mereka hendak di culik oleh klan pemburu tapi kemudian di tolong oleh klan serigala.
"Begitu ya, sialan ! aku saja hampir terbunuh oleh mereka kemarin ! mereka sendiri sekarang sudah di red notice sebagai buronan interpol dari berbegai negara di dunia, karena menjual barang sejarah senilai jutaan dollar secara ilegal !" jawab Gunawan.
"Begitu ya ?" tanya profesor Suparman.
"Mungkin besok aku akan menyelidiki klan Pemburu !" jawab Gunawan.
"Tidak usah, kamu menyelidiki yang lainnya saja !" ujar Suparman, Gunawan tertegun.
"Kenapa, Ayah ?" tanyanya.
"Karena disini ada putranya, Satria ! dia akan pergi menyelidikinya dengan Bayu besok ! kita ingin tahu sejauh apa keterlibatan mereka !" jawab Suparman.
"Oh begitu, ya sudah !"
"Kamu istirahat saja untuk sementara ! kan ada luka di bahumu ?" tanya Suparman.
"Sudah sembuh kok !" jawab Gunawan, Suparman hanya tersenyum.
-------------------
Pelatihan tetap berlanjut bagi para pemegang benda legenda, begitupun para klan manusia serigala, Gunawan memperhatikan semuanya, dia takjub dengan kemampuan mereka serasa menonton film saja. Rangga sudah selesai berlatih dan duduk di bangku panjang bersama Gunawan, tubuhnya basah berkeringat.
"Kamu tidak mempunyai benda legenda ?" tanya Gunawan, dia sudah banyak tahu dari ayahnya semua kejadian ini terjadi karena benda legenda.
"Gue tidak mempunyai benda legenda ! tapi punya ini !" Rangga memperlihatkan gelang emas di tangannya.
"Gelang ini peninggalan ortu gue !" jelasnya.
"Menang kenapa ortu kamu ?" tanya Gunawan.
"Meninggal waktu gue kecil ! dibunuh klan pemburu !" jawabnya dengan mata tajam. "Klan abu-abu sangat istimewa di banding klan lainnya !" Gunawan terdiam dia juga sudah tahu.
"Pulang yuk !" ajak Gunawan kepada Rangga sambil merangkul pundaknya, Dia pun mengangguk.
Kini mereka sudah berada di rumah, Rangga sedang mandi sementara Gunawan sedang berada di balkon kamarnya di lantai atas sambil menatap lingkungan sekitar yang asri dan nyaman lagi sejuk.
"Mas lagi ngapain ?" Gunawan membalik tubuhnya dan melihat Rangga hanya memakai handuk kecil melilit tubuhnya, harus di akui badan Rangga lebih kekar di banding dirinya.
"Engga ngapa-ngapain !" jawabnya.
"Oh !" Rangga pun membuka handuknya yang kini telanjang, membuat muka Gunawan memerah, perlahan mendekat dan memeluk Rangga dari belakang, dia hanya diam saja.
"Sayang ... bolerh nanya engga ?" bisik Gunawan dari belakang. Rangga menyandar tubuhnya di badan Gunawan.
"Silahkan !" jawabnya. Tangan Gunawan melingkar di pinggang Rangga.
"Anu ... katanya kamu bisa hamil ? hmmm ... bagaimana caranya ... kamu kan laki-laki ?" tanya Gunawan mulai mencium pundak dan leher Rangga. Perlahan Rangga membalik tubuhnya kini berhadapan dengannya.
"Mas pengen tahu ?" tanya Rangga, tangannya melingkar di leher Gunawan, sementara dia menarik tubuh Rangga kepelukannya. Gunawan mengangguk.
"Aku ... bisa ... berubah !" bisiknya sambil mendekat wajahnya.
"Berubah ? maksudnya ... jadi perempuan ?" tanya Gunawan kini kening mereka bersentuhan nafas mereka saling berhembus.
"Engga, semuanya ! hanya ... " Rangga melirik ke bawah, Gunawan mengikuti matanya dan terkejut, dia menatap kekasihnya dengan muka memerah.
"Oh ... ! pantes ..." bisik Gunawan dan kemudian mencium bibir Rangga, dan tidak menolak dan dibalasnya mereka berdua berpagutan.
---------------
Kita tinggalkan pasangan yang dimabuk asmara antara Gunawan dan Rangga. Kini Satria dan Bayu sudah berada di puncak tidak jauh dari villa besar milik papanya Satria pak Subroto yang kini terlihat sepi tidak ada aktivitas tapi tetap dengan penjagaan ketat.
"Apa yang harus kita lakukan ?" tanya Bayu sambil melirik Satria.
"Gue punya rencana sayang !" jawab Satria.
"Apa ?" tanya Bayu penasaran.
"Kita pergi ke lab ! ayo pergi !" perintahnya keduanya pergi.
"Kenapa kesana, engga ke villa ?"
"Disana tidak ada apa-apa sayang ! hanya benda purbakala biasa tak lebih !" jawab Satria, mobil pun melaju, mereka memakai kendaraan yang tak biasa yang secara khusus di bawa dari kota klan Hitam yang sudah di lengkapi peralatan canggih. Mereka menuju Bogor dan ketempat paling terpencil di kaki sebuah gunung Salak.
Tak lama mereka tiba di sebuah bangunan terpencil dan tertutup, tanpa kesulitan berarti Satria bisa masuk ke tempat itu, tanpa di curigai oleh orang-orang dari klan pemburu ada manusia serigala bersama Satria yaitu Bayu. Dari pintu gerbang sampai ke sebuah bangunan harus melewati hutan kecil, danau dengan jembatan di atasnya. Dan terlihatlah bangunan besar seperti kastil di depan mereka.
Di depan pintu mereka di sambut lelaki tua agak membungkuk tapi memakai jas lengkap.
"Selamat datang, tuan muda !" sapa lelaki itu.
"Hallo Jarot lama tidak bertemu ? ada papa ?" tanya Satria santai.
"Tidak tuan, sudah lama tidak kemari !" jawab pelayannya datar.
"Oh ini temanku Bayu !" Satria memperkenalkannya kepada pelayan. Setelah itu masuk kedalam. Bayu tertegun sekaligus merinding dengan suasana bangunan yang sedikit menyeramkan.
"Jarot , boleh temanku melihat apapun yang ada disini ?" tanya Satria,
"Silahkan tuan muda !" jawab pelayan kembali dengan suara datar.
Singkat cerita mereka berkeliling di lab klan pemburu, dan Bayu harus mengakui klan pemburu hebat dan tak heran di takuti.
"Maaf tuan muda, saya permisi dulu untuk menyiapkan makan malam buat tuan muda !"
"Jarot, kalau papa telpon jangan beritahu aku disini ya ? aku tidak mau mengganggu pekerjaan dia !" perintah Satria.
"Baik tuan muda, saya pergi !" dan pelayan bernama Jarot pun pergi. Setelah menghilang.
"Ayo kita pergi !" Satria menarik tangan Bayu untuk pergi.
"Kita kemana ?" tanya Bayu.
"Aku ingin menunjukan sesuatu sebuah tempat rahasia ! mungkin gelangmu tahu sesuatu dan mudah-mudahan dia masih ada disana !" jawab Satria. Bayu ingin bertanya tapi tidak jadi dia percaya sepenuhnya kepada Satria.
Mereka melalui jalan rahasia dan tibalah mereka di suatu tempat dan itu membuat Bayu terkejut bukan main ! dia melihat seperti kebun binatang tapi semuanya baru dilihatnya dan mereka sudah berada di sebuah kandang paling besar.
"Aku merasakan ada serigala besar disini !" ujar Bayu, Satria terdiam ya ini kandang manusia serigala yang dulu ketika kecil pertama kali bertemu dan melihatnya secara nyata.
Bersambung ...