Chereads / MISTERI GELANG KUTUKAN ! / Chapter 7 - SATRIA KLAN PEMBURU

Chapter 7 - SATRIA KLAN PEMBURU

Pelayan itu menyiapkan segala kebutuhannya, Satria pun mandi di bathtube yang berisi air hangat. Apalagi diluar hujan turun dengan deras udara menjadi terasa dingin. Setelah mandi dia berganti baju ternyata di kamarnya terdapat perapian, kamar menjadi terasa hangat.

"Tuan muda ikut saya, tuan besar sudah menunggu untuk makan malam !" Satria pun mengangguk. Dia mengikuti ke lantai bawah ke ruangan makan, hujan semakin deras di tambah petir menyambar walau sudah di tutup gorden cahayanya tetap terlihat apalagi suasana dan lampu yang temaram menambah kesan seram di rumah itu.

Papanya sudah duduk di meja makan panjang 10 kursi, dia duduk di paling ujung, makanan pun sudah tersaji di meja makan, si pelayan mengantar duduk di samping papanya.

"Malam papa !" salamnya tegas. Dengan duduk tegak.

"Malam Satria !" jawab papanya, setelah itu tak ada pembicaraan apapun antara mereka. Begitulah tata krama di keluarganya yang ketat, papanya sebagai pemimpin yang memberikan peraturan kepada semua anak-anaknya dengan tegas, bila melanggar tentu ada hukumannya, ibunya hanya seorang istri yang menuruti semua perintah suaminya.

Di usianya yang baru 10 tahun, Satria sudah lebih dewasa di banding anak sebayanya. Karena didikan keras papanya, sebagai seorang lelaki harus bersikap lelaki. Dia menjadi sikapnya dingin dan cuek tidak perduli apapun juga, Dia tidak akan marah bila tidak diganggu kehidupannya. Tapi bila ada yang mengganggunya dia tak segan memukul atau berkelahi. Darah dan luka tanda kejantanan seorang lelaki.

Sudah beberapa kali kedua orang tuanya di panggil karena insiden ini, biasanya ibunya hanya minta maaf. Tapi bila papanya sudah turun tangan apapun bisa terjadi. Dan itu pernah terjadi, Satria tidak tahu nasib gurunya itu setelah ia menghukumnya. berlari di lapangan sekolah sebanyak 10 kali yang cukup bear dengan terik matahari yang menyengat. untuk yang lain barang tentu sudah pingsan dan menangis. Hukuman itu ia peroleh karena memukul kakak kelasnyz 2 tahun diatasnya.

Satria tidak mengadu kepada kedua orang tuanya tentang hal itu, tetapi anehnya mereka tahu dan datang kesekolah bertemu dengan yang menghukumnya. Beberapa waktu kemudian guru itu tak pernah terlihat lagi di sekolah entah kemana.

"Nanti selesai makan, papa akan menunjukan sesuatu padamu !" ujar papanya sambil menatap Satria.

"Baik pa !" jawab Satria.

Mereka pun selesai makan. Setelah itu Tuan Subroto mengajak putranya pergi, Satria tidak tahu kemana ia akan kemana sampailah di sebuah lemari kayu tua cukup tinggi yang seperti menempel di dinding. Pak Subroto menekan sesuatu dan lemari kayu itu bergerak bergeser seperti sebuah pintu. Dan dibalik lemari ada lorong gelap yang tidak tahu kemana.

"Ikuti papa !" perintah pak Subroto kepada putranya. Pelayan tadi memberikan sebuah obor satu untuk tuan besar satu lagi untuk tuan muda Satria. setelah itu mereka masuk ke dalam lorong yang cukup gelap.

Walau ada obor di tangan tapi suasana gelap dan menyeramkan sangat terasa, lorong ini lebih mirip gua kecil yang dalam. Jalan yang awalnya datar menjadi menurun, entah berapa lama akhirnya terlihat sebuah cahaya di ujung sana. Sesampainya di sana ternyata ruangan tidak begitu luas, tempat ini lebih tepat ruangan tengah ada meja kursi dan juga buku-buku banyak sekali.

"Ini adalah koleksi buku dari nenek moyang kita dulu ! semuanya tentang cara mengalahkan mahluk astral apapun itu bentuknya ! termasuk manusia serigala ! mereka termasuk mahluk yang pandai beradaptasi dan juga tidak terlihat jadi seperti manusia biasa ! kamu nanti akan belajar banyak tentang hal itu, papa ingin kamu suatu saat nanti bisa meneruskan klan pemburu karena sampai kapan pun kita akan terus ada dan banyak membutuhkannya !" jelas pak Subroto pada putranya Satria berusia 10 tahun yang sudah diberikan berat. Harusnya masih bermain dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Mereka kini ke ruangan lain Satria terkejut bukan main di ruangan ini banyak sekali senjata dsri jaman dahulu sampai moderen. Keris, pedang, tombak, panah, dan juga pistol dengan beragam tipe.

"Ini adalah senjata yang digunakan klan kita untuk berburu !" ujar papanya sambil melirik kepada Satria.

Kali ini keruangan lain, kali ini koleksinya sangat aneh dan menyeramkan. Beragam mahluk yang pernah ditangkap ada disini tapi hanya yang sudah di air keras atau organ tubuh serta yang lainnya disimpan di botol besar berisi cairan. Ada juga kerangka mahluk lainnya,

Tuan Subroto sepertinya tidak terlalu banyak berbicara ruangan itu hanya sebagai bukti yang mereka tangkap selama ini. Merekalah nanti yang akan di buru Satria suatu saat nanti. Mereka pun masuk ke lorong lagi tapi kali ini ada lampu temaran yang menerangi jalan mereka, tak berapa lama keduanya sampai Satria lebih terkejut lagi ! ini ruangan seperti kebun binatang yang tertutup dilapisi kaca yang kuat, suara-suara aneh dan menyeramkan terdengar disana.

"Ini semua adalah mahluk yang berhasil kita tangkap hidup-hidup ! semuanya di tempatkan ruangan khusus sebagian besar untuk penelitian yang kita lakukan berkerja sama dengan ilmuwan luar negeri !" jelas papanya, mereka berkeliling melihat mahluk aneh, menyeramkan dan baru kali ini Satria lihat. Sampailah mereka di sebuah kandang yang sangat besar bahkan lebih besar dari kandang lain.

"Kandang apa ini papa ?" tanya Satria kepada tuan Subtoto papanya, tapi dia hanya tersenyum saja tidak menjawab.

"Grrr ... Grrr ... !" terdengar suara geraman. Pelan tapi terdengar keras. Terlihat sebuah bayangan besar mendekat, makin lama makin terlihat. Satria menatap tak berkedip dia melihat Serigala yang sangat besar dan tingginya hampir sama dengan papanya.

Matanya menatap tajam kepada papanya berwarna merah, seakan dia marah dan ingin memakan habis tubuh papanya itu.

"Kurang ajar kau Subroto lihat saja kalau aku bebas nanti !" Satria terkejut entah dari mana datangnya suara itu ? apa dari Serigala besar itu ? tunggu dia manusia Serigala kenapa besar dan tinggi sekali melebihi manusia atau pun serigala asli ! .

Tuan Subroto hanya tertawa saja mendengar ancaman serigala besar itu karena kandang itu dibuat khusus untuk manusia serigala, dia tak akan kabur atau merusak kandangnya.

"Oh ya, aku tunggu kamu keluar dari sini !" jawabnya sambil mengejek kepada serigala besar.

"Grrr ... AAaarrgghhh ... !" Serigala mengeram lalu seakan berteriak, terdengar getaran cukup besar dirasakan tapi kandang itu tidak bergeming. Satria merinding mendengarnya. ini kah yang harus diburu ketika sudah besar nanti.

"Kita pergi, kali ini sudah cukup !" papanya mengajak pergi Satria.

Kini Satria sudah tiba dikamarnya untuk beristirahat dan tidut, dia sudah berbaring tetapi matanya tidak bisa terpejam, ia teringat dengan semua pengalaman yang baru saja dilalui.

"Aaauuuuuu ... !" tiba-tiba terdengar suara auman serigala terdengar. Satria terkejut, dia membayangkan betuk manusia serigala yang baru dilihatnya tadi.

Bersambung ...