#Kediaman Clarissa Magdalena,
"Kau ini benar-benar bukan peminum ya."
Azzu hanya tersenyum melihat Clarissa yang terheran-heran. Ia baru saja menghabiskan satu gelas air putih hangat. Udara dingin hampir membuatnya beku karena berjalan-jalan di tengah dinginnya Kota Athena.
Azzu menyandarkan tubuhnya ke sofa putih milik Clarissa, "jadi, apa yang sedang kau rayakan?"
Rissa menuangkan wishky ke gelas dan meminumnya, sedetik kemudian ia tersenyum kecil, "ulang tahun ayahku."
"Sungguh? Selamat untuk ayahmu."
"Thank you."
"Di mana ayahmu?"
Rissa tak menjawab, ia menoleh ke belakang dan memandang sebuah pigura. Azzu turut mengikuti arah pandang Rissa.
"Aku yakin ia sedang minum di surga sana."
"Amin."
Rissa memandang Azzu yang mengamini perkataannya. "jadi, kau orang yang taat ya..."
"Tidak juga."
Azzu menuangkan wishky ke dalam gelas Rissa.
"Aku sering meninggalkan ibadah," ucap Azzu dengan tersenyum.
"Kau tidak terlihat seperti itu," jawab Rissa dengan tawa kecil.
"Kalau begitu kau tertipu dengan penampilan dan titel ku."
Rissa meminum kembali wishky nya, "Apa saja yang tersembunyi dibalik sikap tenangmu itu? Aku penasaran."
"Kau perlu banyak waktu untuk mengetahuinya. Kau hanya akan menghabiskan waktumu. "
Rissa mendekat, menghapus jarak antara ia dengan Azzura, "Aku memiliki banyak waktu untuk dihabiskan bersamamu."
Untuk beberapa detik Azzu mematung, kemudian menarik dirinya sedikit menjauh dari Rissa. Ia menuangkan air putih ke gelasnya dan meminumnya sampai habis.
Rissa tertawa kecil dan meminun kembali wishky nya. "Setiap tahun, aku selalu merayakan ulang tahun ayahku dengan ratapan kehilangan."
Azzu memandang Rissa yang mulai berceloteh dengan keadaan setengah mabuk. Pandangannya lurus menatap pigura ayahnya.
"Ia meninggal tepat saat hari ulang tahunnya. Malam yang dingin di awal tahun... Aku baru mendapatkan uang setelah bekerja di club sebagai bar tender. Saat aku sampai rumah... Ia terbaring di atas sofa."
Rissa kembali meminum wishky nya, "aku pikir dia tertidur, ternyata aku salah... Dia meninggal..."
"Ayahku dibunuh oleh penagih hutang."
"Andai aku sampai rumah lebih cepat... Uangku bisa menyelamatkan nyawanya."
"Setelah kepergiannya, baru tahun ini aku merayakannya dengan minum. Meski kau tidak ikut minum bersamaku, tapi terimakasih sudah datang."
Azzu hanya mengangguk dan tersenyum tipis.