Happy reading!
--BLURB--
Karena adik yang dia adopsi dari panti asuhan itu punya kelainan jantung bawaan, Aldrick sampai tidak sadar kalau hutangnya sudah membengkak.
Dia mulai kebingungan dengan semua hal yang ada di hidupnya. Mulai dari sang adik yang belum mendapatkan jantung baru, hutang yang menumpuk, biaya operasi yang mahal, dan yang lebih gilanya ada seorang wanita yang ingin membelinya.
Kira-kira apa yang akan Aldrick lakukan dengan semua rencana Tuhan untuknya?
____
Angel. Seperti namanya, dia mempunyai fisik yang cukup untuk membuat wanita disekitarnya merasa minder. Bukan hanya dengan kecantikan, tapi juga dengan kebaikan hatinya.
Karena hal itu, tidak sedikit pria yang ingin menjadikannya istri. Tapi Angel hanya tertarik dengan satu pria yang sudah disukainya sejak masih di bangku SMA.
Berbekal rasa cinta yang dimilikinya, Angel membuat keputusan besar yang tidak pernah ia tau bagaimana kedepannya.
Membeli pria yang dicintainya.
****
Hidup seorang diri setelah kedua orang tuanya meninggal, Aldrick yang memang hanya anak tunggal itu memutuskan mengadopsi anak kecil untuk ia jadikan adik.
Satu tahun kemudian, Rara—adiknya—didiagnosa memiliki kelainan jantung bawaan. Dan Aldrick baru tau, kalau adiknya yang masih berumur 8 tahun itu selama ini menyembunyikan penyakitnya. Dia mengaku mengetahuinya secara tidak langsung saat mendengar pembicaraan Ibu panti dan kakak di panti asuhannya.
Mendengar itu, rasanya Aldrick selama ini sudah melalaikan tugasnya sebagai kakak yang baik. Dia hanya fokus bagaimana memiliki banyak uang untuk membuat adiknya bahagia, tanpa menyadari kalau adiknya sudah cukup menderita.
Karena semua itu, akhirnya Aldrick memutuskan untuk menerima tawaran Angel. Dan disinilah ia, duduk berdua dengan Angel disudut cafe.
"Jadi, bisa langsung kita sepakati sekarang?" tanya Aldrick langsung pada intinya.
"Apa yang mau disepakati?" dan Angel malah berlagak acuh dengan meminum milkshake strawberry nya. Padahal jantungnya benar-benar ribut karena bisa duduk berdua dengan pria yang dicintainya.
Melihat itu, Aldrick berdecak pelan. "Kamu bisa tidak serius sedikit? Saya harus segera pergi!" tekan Aldrick kesal.
Angel refleks memutar bola matanya. Padahal kan aku cuma mau sedikit lebih lama!
"Oke. Sekarang saya hanya ingin memastikan kalau kamu memang sedia melakukannya, dan tidak mencoba untuk kabur."
"Mana mungkin sa—"
"Stop it!" Angel mengangkat satu tangannya. "Jadi setelah dari sini, kamu bisa langsung cek di bank kalau saya sudah mengirimkan sejumlah uang seperti yang kita sepakati sebelumya." Lanjutnya.
Menarik nafas pelan Angel menambahkan. "Dan itu artinya, kamu bersedia menjadi suami saya!"
Aldrick hanya mendengarkan walaupun dia ingin sekali membuka mulutnya. Tapi, Aldrick merasa tidak punya pilihan apapun untuk menolak.
"Jadi deal?" Angel menyodorkan tangannya sebagai bentuk kesepakatan lainnya.
Sementara Aldrick hanya melihat tangan itu sebelum menjawab. "Deal!" tanpa menyambut uluran tangan Angel. "Kalau begitu permisi, dan sampai ketemu 2 minggu lagi." Lanjutnya, lalu meninggalkan Angel yang masih terdiam mencerna apa yang terjadi.
Setelah beberapa menit Angel bisa mencernanya—masih dengan tangan yang terulur. Kontan saja Angel langsung menarik nafas sambil memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya. Membuka matanya, Angel menarik tangannya turun terlalu keras sampai membentur meja. Tidak terlalu sakit tapi membuat tangannya memerah.
Menyambar tasnya, Angel bergegas keluar dari cafe. Kalau tidak segera keluar, Angel takut bisa saja merusak properti di sana. Kalian tau kan pribahasa 'Air yang tenang lebih membahayakan?'
Ya. Seperti itulah Angel.
Dan dari sini, takdir akan menuliskan bagaimana perjalanan hidup mereka.
.
.
.
TBC
06 April 2021