Raghiesta Alddebara Brayn. Seorang gadis remaja yang sikap lelakinya lebih kuat daripada seorang lelaki biasa. Gadis yang biasa dipanggil Ghies itu sangat pemberani rupanya. Ia tak takut apapun, ia hanya takut kepada Tuhan dan Orang tuanya saja dan takut kehilangan dur barang kesayanganya, ralat—3 barang kesayanganya
Ciri khas Ghies adalah memakai topi dan earphone dan memegang handphone kesayangannya. Ia sangat takut untuk kehilangan itu. Baginya, tanpa ketiga barang itu, ah sudahlah, hanya Ghies yang tau.
----o0o----
Senin pagi, 23 Maret 2020.
Ghies bersiap untuk pergi ke sekolahnya. Ia memakai seragam hari senin seperti biasa, dengan rambut digerai lalu dikesampingkan, tidak lupa dengan topi dan earphone yang disayangnya. Ia memakai hoodie untuk melapisi badannya agar tidak dingin, karena cuaca Bandung kali ini lebih dingin dari biasanya. Ghies turun ke bawah untuk sarapan. Ia hanya memakan roti selembar dan dengan strawberry jam kesukaanya. Setelahnya Ghies langsung memakai sepatu Converse nya, dan berpamitan pada orang tuanya.
"Ma, Pa, Ghies berangkat ya". Pamit Ghies.
"Iya, nak. Hati-hati dijalan ya". Jawab Nayya dan Albert bergiliran.
Ghies langsung menaiki mobil supirnya untuk berangkat menuju sekolahnya. Setelah sampai di sekolahnya, ia dikejutkan oleh sesuatu hal. Ia mencium bau darah di dekat area ruang kepala sekolah. Karna penasaran Ghies langsung menghampiri TKP untuk melihatnya. Dan Ya—!
Ghies menemukan sesuatu. Disana terdapat orang yang sedang merintih kesakitan, tepatnya di belakang ruang kepala sekolah. Orang itu kesakitan mungkin habis babak belur dengan seseorang lagi? Dan ini parah-! Sudut bibir dari orang itu sobek, dan tangannya mengeluarkan banyak darah. Pantas saja tercium dari kejauhan.
"Lo gapapa sekarang?". Tanya Ghies
"Gapapa, tapi plis bawa gue ke rumah sakit, gue takut darah". Jawab Pria itu.
"Oke oke sekarang Lo tenang dulu disini, gue panggil guru dulu buat bantu Lo". Jawab Ghies panik
Ghies membangunkan Pria itu untuk duduk di senderan tiang. Dan Ghies langsung lari memanggil guru untuk membantu pria itu.
"Permisi Bu, Bu boleh bantu saya ga Bu? Saya ketemu orang di belakang ruang kepsek minta tolong Bu, dia luka, katanya minta di bawa ke rumah sakit Bu, dia takut darah". Ucap Ghies.
"Oke antar ibu kesana sekarang". Jawab Bu Angel.
"ayo Bu".
Ghies dan Bu Angel berlari menuju TKP tadi. Bu Angel adalah guru keamanan di sekolahnya. Ia harus memastikan bahwa orang yang ada di area sekolah aman
"Astagfirullah nak, kamu kenapa? Kok bisa gini". Tanya Bu Angel
"Tadi saya lari Bu, karna orang tua saya bertengkar, ayah saya tidak mau punya anak laki laki seperti saya dari dulu, saya dikejar, lalu ga sengaja kesandung batu, sama kegores aspal". Jawab Pria itu.
"Astagfirullah, nama kamu siapa nak? Ayo saya bawa ke rumah sakit" Tanya Bu Angel
"Nama saya Adrian Bu, makasih ya". Jawab lelaki itu yang diketahui namanya adalah Adrian.
Bu Angel segera mengambil mobilnya, sementara itu Ghies membantu mengelap bibir Adrian yang terluka dengan sapu tangannya.
"Lain kali hati-hati". Ucap Ghies di sela sela keheningan.
"Makasih, btw nama Lo siapa?". Tanya Adrian
"Raghiesta, panggil aja Ghies". Jawab Ghies.
"Good Name Idea-!" Jawabnya sambil terkekeh.
Setelah Bu Angel mengambil mobilnya, mereka bertiga langsung berangkat ke rumah sakit. Ghies ijin tidak ikut pelajaran dulu karna menemani Bu Angel dan Adrian.
Di rumah sakit.
"Suster, tolong bantu anak ini ya, tolong obati luka - lukanya". Ucap Bu Angel.
"Baik Bu, saya akan lakukan dengan sebaik baiknya. Ibu sama anaknya bisa duduk di ruang tunggu". Jawab suster.
Bu Angel dan Ghies duduk di ruang tunggu. Bu Angel masih penasaran dengan cerita yang diceritakan, Bu Angel pun bertanya kepada Ghies.
"Ghies, apa yang kamu liat dari kejadian tadi?". Tanya Bu Angel
"Saya tadi, pas mau masuk ke dalem sekolah, saya denger ada suara rintihan, suaranya ga jauh dari pendengaran saya, saya juga mencium bau darah. Jadi saya mencoba mendekati tempat itu. Ternyata ada orang yang lagi luka, jadi cepet cepet saya manggil ibu". Jawab Ghies
"Ohh,, gitu, iya udah deh, makasih ya penjelasan nya". Jawab Bu Angel
Tak lama kemudian, suster kembali bersama Adrian, melihat bibir Adrian yang masih kesakitan, Ghies merasa kasian, Ghies ingin memeluk Adrian. Namun ia tahan itu sampai waktu yang tepat.
"L-lo udah gapapa?". Ucap Ghies kaku.
"Gapapa, makasih yaa". Jawab Adrian.
"Oiya, sekarang Lo mau tinggal dimana? gue takutnya kalo Lo balik ke rumah Lo, nanti yang ada Lo malah kaya gini lagi". Ucap Ghies.
"Iya nak, mendingan kamu sementara tinggal bareng Ghies dulu ya, nanti saya yang bilang ke orang tua kamu". Jawab Bu Angel
Ghies dan Adrian kaget. Apaan ini. Gustii..
"Ghies? Gapapa kan?". Tanya Bu Angel
"Aa-ahh iyaa gapapa kok Bu, Yan lo boleh tinggal sama gue". Jawab Ghies sambil tersenyum
"Gusti, manis banget senyumnya". Batin Adrian.
TBC
----o0o----
Hai aku Ray, pertama kali nih bikin cerita disini. Bantu aku ya dengan vote. Makasih🦩