Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

YEAH RIGHT

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉthelzbth
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.4k
Views
Synopsis
Kisah ini mengalir begitu saja diantara Dean John dan Kina. Dua orang manusia yang sebentar lagi akan dewasa. Kina dengan segala usahanya untuk kembali ke Amerika lagi, dan Dean John yang berusaha untuk menikmati hidupnya dengan menebar kebaikan agar tak terlupan; seperti apa yang ia takutkan selama ini. "Kamu terlalu banyak mengejar dan membuktikan tanpa tahu ada berapa banyak momen yang telah lewat. Take a break and enjoy moments while you can!" - Dean John Zanderson

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - 1 - NEW LIFE

OKAY. Here we go! Hai, nama aku Kina. Bukan, bukan, aku bukan daun kina yang dipakai buat nyembuhin penyakit malaria. Tapi entah mungkin benar kalau saja pada saat nama panggilan aku ditentuin sama Mama dulu, mungkin Mama juga mikirin tentang daun kina. Sudahlah ya, benar atau tidaknya mari kita lanjutkan. Nama lengkapku Karenina Zippora Reed. Keren kan namaku? Dulu aku pernah berdebat sama Mama, "Ma, kenapa gak dipanggil Zi aja sih? Atau Zizi gitu. Oh, atau Karen gitu?" Tapi malah Papa yang selalu nyela, "Loh emangnya kenapa kalau dipanggil Kina? It's unique, right? It's beautiful. Haven't heard another kid with that name."

Ugh! Emang percuma berdebat soal nama. Jawabannya selalu "it's unique!" Seperti kata Papa dan Mama, Karenina itu artinya yang dikasihi, Zippora a name of Moses's wife in Bible, and Reed is our family name. I'm done jelasin arti namaku.

Anyway, aku bungsu dari dua bersaudara. Aku punya kakak cowok โ€“ actually kembaran; yang beda sepuluh menit denganku; namanya Kelana Amadeo Reed. Dipanggil Kana. Mungkin kalian bertanya โ€“ tanya dimana Papa dan Mama bertemu, kan? Papa dan Mamaku bertemu tanpa sengaja saat mereka mengambil gelar Master di kampus yang sama, Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Papa memang American tapi Bahasa Indonesia-nya lancar banget. Semua itu berkat usahanya masuk ke Indonesian Social Club yang ngebahas mengenai bahasa dan budaya Indonesia. Selain karena tertarik dengan Indonesia, of course itu salah satu triknya buat menarik perhatian Mama, hihihi. Dan akhirnya usahanya gak siaโ€“sia karena mereka berdua berakhir bersama sebagai the most romantic couple I've ever seen.

Kami tinggal di perumahan yang nyaman banget di Green Valey Ranch, Denver, Colorado, Amerika. Aku dan Kana sekolah di public high school yang gak begitu jauh dari rumah, lingkungannya nyaman, semua gurunya baik, dan seru โ€“ seru banget ekskulnya. Yup, aku dan Kana lahir di Amerika; lebih tepatnya di Oklahoma, kemudian pindah ke Denver pas umur 4 tahun ngikut Papa dan Mama kami yang kerja di salah satu perusahaan yang berkontribusi di bidang energi, majoring in Renewable Energy.

Oh iya, aku juga punya dua orang sahabat; Emily and Val. They're trully my rides or die. Tiap dua minggu sekali di malam minggu, Emily dan Val akan nginap dirumahku. Kadang kita saling bergantian. Ngabisin malam minggu sambil ngebahas musik, book club, gossip, and of course Travis Jones; cowok basket yang keren banget itu.

Kini semua tinggal memori. Yeah, memories. Papa dan Mama harus balik ke Indonesia untuk memimpin project renewable energy yang dijalankan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. And sadly, gak tahu sampai kapan; mungkin bisa selamanya di Jakarta. F-O-R-E-V-E-R, FOREVER. Aaarrgghh!

"Everythings good?" tanya Mama sekali lagi sambil ngerapihin rambut Kana yang mencuat.

"Ma, I still can't believe. Serius kita harus sekolah disini? Why can't we be with Nana?" Nana itu Omaku. Nana tinggal di Oklahoma.

"We don't have a choice, sweetheart. I don't want you guys to be alone there." jawab Papa sambil menyeruput kopinya.

"Well, we have Nana and Aunt Sarah there."

"I'd rather moved here than ended up in a same house with Aunt Sarah." ujar Kana. Aunt Sarah itu kakak perempuannya Papa yang memilih untuk gak menikah dan menemani Nana. Emang sih orangnya rada galak gitu, but actually she's lovely if you treat her well.

"Mama yakin kamu dan Kana pasti baik โ€“ baik aja di sekolah nanti. Am I right, Ka?"

"You're always right, Ma. You just have to be relax and enjoy it, Ki." Jawab Kana enteng. Anaknya emang let-it-flow banget jadi gak masalah. Sementara aku, agak sedikit canggung untuk memulai sama orang baru. Tapi kalau udah akrab gak ada masalah kok.

"Okay, no more excuses. Let's go! Udah jam berapa ini nanti kita telat." Kata Papa lalu berdiri dan meraih kunci mobil.

Aku dan Kana mengekor dari belakang. Papa dan Mama akan langsung berangkat kerja setelah mengantar kami ke sekolah. Penyesuaian lagi dengan lingkungan baru. Would it be fun? Or it only turns out to be worse?

***

Ruang Kepala sekolah-nya luas. Ibu Kepala Sekolah juga udah kelihatan tua; sekitar 50-an lebih lah umurnya, namanya Bu Donna. Dan ada seorang wanita muda berusia sekitar tiga puluhan yang berdiri di sampingnya. Mama dulu sekolah disini, SMA Nusantara; SMA swasta yang "hmm-well-not-bad" lah dengan seragam sekolahnya yang keren.

"Astaga, Lia udah lama banget ya kita gak ketemu? Anak โ€“ anak kamu juga udah gede semua. Aduh, malah bule โ€“ bule juga wajahnya. Kembar lagi. Ibu senang sekali bisa ketemu kamu." Kata Bu Donna.

"Ah, Ibu bisa saja. Malah saya yang lebih senang bisa kembali ke sekolah, Bu. Bahkan anak โ€“ anak saya juga bisa masuk SMA Nusantara juga. Banyak yang berubah ya, Bu, sejak terakhir saya lulus."

"Hm, iya. Sejak Pak Rudy, ketua yayasan yang lama meninggal, yayasan sekarang udah dipegang sama Pak Anthon, anaknya. Jadi udah banyak perubahan yang berkembang disesuaikan sama jaman."

"Oh, iya Bu. Kenalin ini Kevin, suami saya. Dan murid โ€“ murid Ibu yang baru di sekolah ini, Kana dan Kina." kata Mama lalu diikuti dengan salaman dari Papa, Kana, dan aku.

"Sebentar lagi kelas akan dimulai. Kana akan menempati kelas XII IPS 1. Dan Kina akan menempati kelas XII IPA 3. Selamat belajar ya. Ini Bu Jessica, wali kelas XII IPA 3. Tolong diarahkan, Bu Jessica, ke ruang kelas mereka!"

"Baik, Bu. Ayo, Kana, Kina, kita ke ruang kelas kalian!" Kata Bu Jessica lalu permisi keluar dari Ruang Kepala Sekolah.

"Remember, just enjoy and be a good kiddos. 'Kay?" pesan Papa yang diiyakan aku dan Kana.

Sepanjang perjalanan, mata anak โ€“ anak itu terus mengikuti aku dan Kana. Mulai dari tatapan, "Omg they're so cool" sampai tatapan "I'm better then her" ada disana. Saat Bu Jessica tiba di depan pintu kelas yang bertuliskan XII IPS 1, ada seorang anak laki โ€“ laki berlari keluar dari dalam ruang kelas diikuti teman โ€“ temannya; dan hampir saja dia menabrak Bu Jessica.

"Dean John! Kamu ini bener โ€“ bener ya." hardik Bu Jessica.

"Maaf, maaf Bu Jess. Maaf banget!" pinta anak laki โ€“ laki yang bernama Dean John itu. Lalu matanya menatap ke arah aku dan Kana.

"Eh, ada anak baru. Hai cewek bule!" katanya cengengesan. What did he just said? CEWEK BULE? For real? Aku tahu tampangku bule banget tapi kamu gak harus manggil aku dengan sebutan kayak gitu juga.

"Sudah, sudah. Ayo masuk kelas! Nah, ini kelasnya Kana ya. Selamat belajar!" kata Bu Jessica sambil menepuk pundak Kana, lalu mengajakku melanjutkan perjalanan.

Kana is Kana. As I said, dia orangnya easy going dan supel banget, jadi bisa cepat akrab dengan siapa aja. Pas gue noleh ke belakang, yeah for sure; Kana udah akrab ketawa โ€“ ketiwi sama anak yang bernama Dean John tadi dengan beberapa teman cowoknya. And guess what? Dean John balik ngelirik aku sambil tersenyum manis dan melambaikan tangan! Ugh.