Purna Winata, si begal jenaka nan kejam terhadap lawan itu sudah dalam kondisi sekarat. Dahan runcing bekas patahan pada batang pohon menembus dadanya hingga ujungnya terlihat menonjol sepuluh senti. Tubuhnya menempel memunggungi pohon, menggantung tertahan oleh dahan runcing yang menembus dadanya, hingga kakinya tak memijak tanah.
Anak buah Saga yang dipimpin Purna telah terbantai habis. Puluhan jazad manusia bergelimpangan, darah berceceran dimana-mana. Sehingga rerumputan hutan yang semula hijau segar berubah menjadi warna merah kecoklatan karena bercampur tanah. Maka Jayendra dan Utpala pun menghentikan pertempuran. Pakaiannya lusuh terkena cipratan tanah berlumpur bercampur darah. Nafasnya tersengal-sengal kelelahan. Namun sebenarnya pertempuran belum benar-benar berakhir.