Purna memanggil dua orang rekannya yang lain, "Kalain tolong siapkan tandu, anak ini membutuhkannya...!"
Selagi mereka mempersiapkan diri, pasukan patroli baru berada sejauh dua kilometer lagi untuk sampai ke tempat itu. Jalan yang mereka lalui itu mengandung banyak bebatuan besar sehingga salah-salah kaki kuda melangkah bisa terkilir. Sehingga mereka memutuskan untuk berjalan pelas saja. Dalam jalannya yang pelan lagi hati-hati itu, Seruni memutuskan untuk berada di barisan tengah membaur dengan prajurit lain karena di barisan depan, dia merasa risih dengan sang senopati yang terus-terusan mencuri-curi pandang terhadapnya.
Jayendra dengan senopati Citra yang berada di barisan terdepan sesekali mengobrol santai sambil mengendarai kudanya yang berjalan sedikit-sedikit.
"Kau berasal dari mana, Jayendra?" tanya Senopati basa-basi.
"Dari perguruan Wana Wira di galunggung, Gusti."
"Iya aku tahu itu. maksudku kau besar di mana?"